Mohon tunggu...
Andi Surya Mustari
Andi Surya Mustari Mohon Tunggu... Administrasi - Statistisi

Merangkai hikmah yang berserak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menanti Statistik Disabilitas yang Layak

12 September 2017   05:29 Diperbarui: 12 September 2017   05:35 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tingkat kesulitan dapat dikelompokkan menjadi kesulitan total, parah, sedikit, atau tidak mengalami kesulitan. Akan tetapi, konsep tersebut menjadi tidak bermakna jika tidak diaplikasikan dalam suatu survei khusus Disabilitas.

Survei Khusus Penyandang Disabilitas

Pada tanggal 7 Mei 2014, BPS telah meluncurkan Instrumen Survei Disabilitas, yang terdiri atas seperangkat kuesioner dan buku pedoman. Peluncuran instrumen merupakan puncak dari serangkaian kegiatan seminar, workshop, dan ujicoba survei. Kegiatan yang didukung oleh berbagai organisasi internasional ini (UNFPA, WHO, Unicef, dan Unesco), turut dihadiri oleh sekitar 160 peserta dari berbagai kementerian/lembaga pemerintah, organisasi sosial, organisasi penyandang disabilitas, dan media massa. Pada kesempatan itu, telah disepakati dan direkomendasikan untuk dilakukan Survei Khusus Penyandang Disabilitas.

Survei disabilitas perlu dilakukan secara terpisah, baik dari Riskesdas (Kemenkes) maupun Susenas. Disabilitas bukan semata-mata kondisi medis yang dapat dipantau melalui Riskesdas, atau kondisi sosial yang bisa digabung dengan variabel-variabel Susenas (BPS). Survei disabilitas perlu dilakukan secara independen, menggunakan instrumen yang khusus, metodologi survei yang tepat, serta petugas enumerator yang fokus dan berkualitas.

Akan tetapi sampai saat ini, kejelasan tentang jadi atau tidaknya dilaksanakan survei khusus disabilitas tidak juga menunjukkan titik terang. Padahal, akurasi data dan statistik disabilitas telah ditunggu oleh banyak pihak, terutama para penyandang disabilitas yang berada jauh dari jangkauan pemerintah. Mereka membutuhkan akurasi program dan kebijakan dari pemerintah, yang berdasar dari data yang tepat. Abai terhadap masalah ini berarti memperpanjang persoalan. Perlu dipertegas, bahwa solusi yang ditawarkan telah ada dan dapat langsung diaplikasikan.

...

Tulisan ini pernah dimuat di website internal BPS, 28 Februari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun