Mohon tunggu...
Andi Surya Mustari
Andi Surya Mustari Mohon Tunggu... Administrasi - Statistisi

Merangkai hikmah yang berserak

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mencatat Konsumsi untuk Memperkirakan Penghasilan

11 September 2017   21:03 Diperbarui: 11 September 2017   21:26 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah ditanya berapa penghasilan perbulan? Saya pernah, beberapa kali, bahkan sudah terlalu sering. Ya cukup sudah, ditanya penghasilan buat kepentingan pengajuan kredit, cicilan barang, pinjaman lunak, atau apapun yang sejenis itu. Kapok sambel..

Jadi, berapa penghasilan sebulan? Jut jut, tus tus, atau berapa? Dijawab sesuai realita, kira-kira, rata-rata, dibuat rendah karena takut pajak, atau dibuat tinggi demi sebuah gengsi? Berapa lama waktu yang dibutuhkan buat menjawabnya secara Jujur..?

Untuk mendapatkan informasi tentang pendapatan penduduk, BPS tidak langsung bertanya 'berapa penghasilan sebulan?' Karena bisa dipastikan, jawaban responden akan bias, jauh dari kata akurat. Jika satu orang dari kita aja kesulitan buat menjawab jumlah penghasilan, bagaimana menjamin akurasi data statistik nasional?

Untuk itulah, BPS menggunakan instrumen Survei Sosial Ekonomi Nasional modul Konsumsi Pendapatan (Susenas KP). Melalui instrumen ini, setiap responden ditanyakan konsumsi bahan makanan dan makanan jadi dalam seminggu terakhir, serta pengeluaran untuk barang dan jasa non makanan dalam sebulan dan setahun terakhir.

Lamanya wawancara minimal satu jam, kadang mencapai tiga hingga empat jam di satu rumah. Pertanyaan yang diajukan sangat detail, mulai dari konsumsi beras, lauk pauk, sayur mayur, hingga belanja rumah tangga untuk pakaian, furnitur, listrik, kuota internet, bahkan biaya kondangan di rumah bang Udin. Sangat detailnya rincian pertanyaan ini bertujuan supaya data konsumsi yang diperoleh bisa akurat, maksimal sesuai daya ingat responden.

Nilai konsumsi dan pengeluaran rumahtangga dapat digunakan sebagai proxyterhadap besaran penghasilan penduduk, baik pada level bulanan maupun tahunan. Yang juga sangat penting, data konsumsi makanan dan non makanan perkapita digunakan untuk penghitungan tingkat kemiskinan, baik pada level kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Informasi inilah yang selalu ditunggu banyak pihak.

So, pernah jadi responden Susenas? Tolong jawab petugas kami dengan jujur..

...

[08/05/2017]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun