Masa kecil masa yang indah dimana aku bisa bermain, berlari dan bernyanyi. Namun semua itu bukan untukku si wanita pembawa sial. Sumpah serapah itu mendarat dengan indah ditelinga kecilku menari, berlari dan bernyanyi dari suara merdu seorang ibu. wanita pembawa sial itu yang terekam dengan jelas dilandasan hatiku yang pilu
wanita pembawa sial selalu menemani jejak langkah kakiku hinggaku mati Apakah kematianku juga tergolong sebagai wanita pembawa sial ??? dan apakah arti yang hakiki wanita pembawa sial itu, ibu ??? kenapa kau lemparkan sumpah serapah itu dari lembut bibirmu yang penuh kata-kata sayang untukku ???? (Kutipan Prosa dari Novel: “Asa Dibalik Bilik 3×4….By Lembayung Jeiwa / Ueis Alkaorni / Didie)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H