Mohon tunggu...
Cuap Cuap
Cuap Cuap Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang gambar kehidupan

blog uwanurwan.com IG @uwansart

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jero Wacik Laik Balik

3 Juni 2016   18:34 Diperbarui: 3 Juni 2016   18:36 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jero Wacik (kredit: ceritamu.com)

Saat mendengar nama Jero Wacik, pikiran saya langsung tertuju pada, “Ah, politik?”. Begitu malasnya saya beranjak dari zona kehidupan yang saya jalani tanpa embel-embel berita politik. Sebab, saya melihat banyak bercak-bercak yang sulit tersingkir meski dibersihkan dengan alat pembersih paling cemerlang. Dunia politik baik di Indonesia maupun di dunia tak lepas dari bau-bau kekuasaan dan korupsi. Ya, tentu saja, kekuasaan berhubungan erat dengan perintah, di mana penguasa adalah tukang perintah nomor wahid yang tak dapat ditolak. Ada undang-undangnya lo. Sekali menolak, hukum bertindak.

Tepat 5 Juni 2012, Jero Wacik mengunjungi PLTU Paiton, yang berlokasi di perbatasan Situbondo dan Probolinggo. Wacik, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) meresmikan PLTU Paiton Unit 3 (bisnis.tempo.co). Terlalu lampau sepertinya jika saya menarik garis pada tahun itu, tapi tidak juga. Wacik yang saya temui di Lapas Cipinang tak segan-segan bercerita tentang pengalaman hidupnya saat meresmikan pembangkit listrik itu. Dari kisah beliau, saya melihat ada kekuatan yang bersumber dari dalam hati untuk menyegarkan hidup saya, mengambil pelajaran dari banyak titik hari yang pernah Wacik lalui.

Pria kelahiran Singaraja, 24 April 1949 itu pun tak segan untuk sekedar menikmati kudapan sederhana sambil tertawa-tawa, mengumbar energi positif dan menularkannya. Ia memang sedang mendekam dalam tahanan saat ini. Ia digiring ke dalam jeruji oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) tersebab dianggap menyalahgunakan dana operasional menteri (DOM) pada saat menjabat sebagai Menteri Budaya dan Pariwisata (Menbudpar) yang tak terbukti saat persidangan. Tak hanya itu, para pencari kesalahan pun menyebutkan Wacik melakukan pemerasan dana kick back dan gratifikasi saat menjabat sebagai menteri ESDM. Data yang ditudingkan KPK menyebutkan bahwa dana kick back ada sejak tahun 2010, sementara Wacik baru menjadi Menteri ESDM tahun 2011.

Waktu itu, Jero Wacik menjadi bahan gunjingan dan sudah dilabeli sebagai ‘koruptor’. Banyak media mengambil keuntungan dari kasus ini dan imbasnya menasional, bahkan tersebar ke dunia. Media untung dan digerakkan untuk memberI bumbu penyedap tanpa proses klarifikasi panjang, sehingga masyarakat pun teracuni.

Saat ini Jero Wacik memang mendekam dalam penjara. Begitu saya bertemu langsung, justru Wacik tampak kokoh. Ah, iya, saya baru menemui setelah berbulan-bulan ia menghadapi keterpurukan, kesepian, dan keterasingan. Saat ini pasti ia sudah mampu berlapang dada meski tanda tanya besar masih menyisakan banyak ruang dalam benaknya dan benak orang-orang yang dekat dengannya.

Tak ada kata terlambat. Nasib selalu bisa diperbaiki, hidup harus berjalan, dan perjuangan kudu ditegakkan. Selalu ada hal baik untuk orang-orang baik meskipun dalam perjalanannya harus terjatuh berulang kali. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun