Muslim Uighur merupakan kelompok atau etnis muslim yang tinggal di barat laut Negara China tepatnya di Provinsi Xinjiang. Daerah Xinjiang merdeka pada tahun 1940 kemudian jatuh kedalam kekuasaan China pada tahun 1949. Daerah Xinjiang merupakan daerah yang sangat potensial karena kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan tembaga. Namun, di daerah ini kerap kali terjadi bentrokan antara umat islam dengan pemerintah China karena dianggap sebagai bentuk terorisme dan separatism. Namun, China tidak akan melepas daerah tersebut karena keinginan pemerintah China untuk terus berkuasa di daerah tersebut mengingat sumber daya alam yang melimpah dan potensial.
Komunitas muslim Uighur adalah kelompok minoritas muslim Turki dan yang berjumlah sekitar 45 persen dari penduduk yang tinggal di Xinjiang. Mereka menggunakan bahasa Turki dan menganggap bahasa China adalah bahasa asing. Etnis muslim di Uighur selalu mendapatkan perlakuan berbeda dari Pemerintah China. Hal ini dikarenakan timbulnya Islamofobhia yang berkembang di China. Sebelumnya memang China memiliki sejarah kelam terhadap umat muslim seperti pada abad ke 18 yang terjadi beberapa bentrokan terkait tempat tinggal umat muslim. Kemudian pada masa Dinasti King tahun 1644 sampai 1911, dimana pemerintahan yang berkuasa melakukan tindakan represif terhadap para Imigran muslim yang datang dari luar China. Dan kasus muslim Uighur menjadi kasus selanjutnya dimana HAM tidak berpihak kepada para minoritas ini.
Berbagai ketidak adilan dan perilaku diskriminatif banyak sekali dilakukan oleh Pemerintah China terhadap komunitas muslim Uighur. Diantaranya adalah[1] :
Â
- Etnis Uighur mendapatkan bentuk diskriminatif yang berkaitan dengan kebebasan beragama. Pada masa " Revolusi Budaya ", tempat ibadah di China diubah fugsinya menjadi tempat public seperti masjid yang halaman depannya dijadikan tempat penyembelihan babi. Para siswa dialarang untuk sholat berjamaah dan juga dibentuk suatu system untuk memonitor isi ceramah khatib ketika sholat Jumat.
- Etnis Uighur juga mendapatkan diskriminasi dalam bidang ekonomi. Pemerintah China mendirikan instansi yang bernama Xinjing Production and Construction Corps (XPCC). Adanya instansi ini bukan malah mempermudah masyarakat etnis Uighur mendapatkan pekerjaan tetapi malah dibuat sulit oleh aturan-aturannya. Misalnya saja, lowongan pekerjaan yang hanya dikhususkan untuk etnis Han. XPCC juga memiliki pasukan polisi, perusahaan agricultural, dan jaringan buruh sendiri sehingga mereka dapat mengontrol perekonomian seperti banyak petani di Uighur terpaksa menjual barangnya dibawah standard an para pekerja hanya untuk etnis Han.
- Terdapat larangan bagi perempuan muslim untuk memakai kerudung
- Sejak 2017, pemerintah China sudah merobohkan ratusan masjid dan hanya menyisakan beberapa untuk sholat dengan penjagaan yang ketat. Itupun dengan kondisi yang tidak terawatt seperti dihilangkan kubahnya, diubah bentuk menaranya, dan lain sebagainya.
- Permusushan, pelecehan, dan diskriminasi juga dilakukan oleh etnis Han dan juga beberapa ditemukan kasus penyiksaan
Â
Kejahatan yang disengaja oleh Pemerintah China yang ditujukan kepada muslim Uighur secara terus menerus telah menjurus kepada aksi Genosida yaitu usaha pembersihan etnis yang dilakukan secara terus menerus dan massif. Peristiwa Diskriminasi yang dilakukan Pemerintah China terhadap muslim Uighur disinyalir akan terus terjadi karena keinginan Pemerintah China untuk menerapkan dan mewujudkan One China Policy atau kebijakan Cina satu[2].
Berbagai aksi kecaman banyak dilakukan oleh pihak lain atas diskriminasi dan perlakukan Pemerintah China terhadap muslim Uighur. Salah satunya adalah pembentukan WUC atau World Uyghur Congress. Yaitu sebuah organisasi kelompok Uighr Internasional yang didirikan pada tahun 2004 di Jerman. Organisasi ini bertujuan untuk menyuarakan dan membela muslim Uighur sebagai suatu kelompok etnis yang memiliki hak untuk hidup bebas tanpa ada tekanan. Meskipun usaha yang dilakukan oleh WUC belum berjalan maksimal, tapi setidaknya organisasi ini telah mengangkat isu muslim Uighr ke dunia Internasional sehingga banyak memperoleh simpatisasi Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H