Mohon tunggu...
Ibe Karyanto
Ibe Karyanto Mohon Tunggu... -

developing better educational mode for better live

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesepakatan Budaya untuk Kebebasan Berekspresi

20 Juni 2014   06:54 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:02 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Puluhan seniman, pelaku seni budaya dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah, Jumat (20/6), bergabung dengan Aliansi Seni Indonesia untuk menyatakan dukungannya pada pasangan Joko Widodo – Yusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014 – 2019.  “Lebih tepatnya, ini adalah sebuah momentum kesepakatan budaya yang dibuat Aliansi Seni Indonesia dengan pasangan Jokowi – JK sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.” Demikian penjelasan Embi C. Noer, Ketua Aliansi Seni Indonesia, di tengah kesibukan acara deklarasi yang diselenggarakan di Jalan Jenggala 2, 6B, Senopati, Jakarta Selatan.

Gagasan kesepakatan budaya itu muncul dari keprihatinan atas ironi kehidupan yang harus dihadapi para seniman dan pelaku seni di Indonesia. Di satu sisi keindahan budaya seni Indonesia, utamanya dalam kwantitas maupun kwalitas kesenian, sudah dikenal luas. Banyak bangsa dari berbagai negara berdecak kagum dan mengakui kreatifitas seniman dan pelaku seni dalam menjaga dan mengembangkan warisan kesenian. Keberadaan Perguruan Tinggi Seni di beberapa kota besar juga merupakan bukti adanya pelestarian secara ilmiah.

Namun demikian sungguh sebuah ironi; ironi sekaligus tantangan ke depan bagi Budaya Seni Indonesia. Di tengah hujan pujian dunia terhadap kekayaan dan keindahan khasanah seni kita, di sisi lainnya adalah satu kenyataan pahit, bahwa kehidupan seniman dan pelaku seni Indonesia masih hidup tanpa dukungan dan jaminan budaya sosial dan ekonomi yang jelas. Seniman dan pelaku seni Indonesia hingga kini masih hidup dalam pola ekonomi yang ‘tak berpola’ dan bernilai rendah. Ini realitas kehidupan budaya seni yang berbanding terbalik dengan pujian dari para penikmatnya.

Karena itu, demi keutuhan masa depan Budaya  Seni Indonesia, Revolusi Mental dalam dunia seni juga harus diletuskan sekarang juga. Revolusi Mental berupa gerakan cepat dan tepat ke arah kamajuan Budaya Seni. Perubahan cepat menuju Budaya Seni yang maju berkembang sekaligus mensejahterakan. Revolusi Mental yang digelorakan Jokowi harus menjadi tekad seluruh pelaku Budaya Seni untuk bangkit dan bekerja secara gotong-royong, bersama mewujudkan Sistem Ekonomi Seni di Indonesia.

“Saya kira kekentalan warna politik dalam berekspresi tidak perlu dijauhi. Justru teman-teman seniman harus memperjelas warna ini agar gerakan politik kita tidak samar-samar. Ditinjau dari sikap budaya, politik bukanlah epidemi. Politk adalah entitas yang saat ini tengah membutuhkan warna kebudayaan untuk menyelamatkannya dari kekeringan nilai-nilai alam dan manusia.” Tegas Embi menjelaskan alasan kenapa seniman merasa perlu menyatakan sikap politiknya.

Diharapkan gerakan Aliansi Seni Indonesia tidak hanya berhenti pada saat ini, melainkan menjadi inspirasi dan pendorong munculnya gelombang-gelombang perubahan budaya dan kesenian Indonesia. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun