Mohon tunggu...
Uung Gantira
Uung Gantira Mohon Tunggu... -

Uung Gantira, Seorang Ayah yang rindu dalam memercikan kata...\r\n.\r\n.\r\nUntuk percikan kata ini lebih sering tertuangkan di http://www.facebook.com/#!/pages/Uung-Gantira-Percikan-Kata/137522306359264

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Menggugurkan Teori "20% Populasi Memiliki 80% Kekayaan yang Ada"

22 Oktober 2012   07:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:32 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada tahun 1906, ahli ekonomi Italia,Vilfredo Pareto menciptakan rumus matematika untuk menjelaskan distribusi kekayaan yang tidak merata di negaranya. Dia mengamati bahwa 20% populasi memiliki 80% kekayaan yang ada. Artinya 80% populasi memiliki 20% kekayaan yg ada.

Dengan melihat teori di atas, jika kita melakukan sebagaimana kebanyakan orang maka kita hanya akan menjadi 80% populasi yang membagi kekayaan dunia yang 20%. Sehingga orang yang memahmi teori Vilfredo Pareto di atas akan berusaha berbeda dengan kebanyakan orang hingga menjadi orang yang masuk pada populasi 20% dengan menguasai 80% kekayaan dunia. Dia akan melakukan berbagai cara agar berbeda, walaupun tindakannya tampak aneh dan membahayakan dirinya atau orang lain.


Berbeda dengan teori Islam, bila sebuah negeri bertakwa kepada Allah maka akan dilimpahkan rizqi dari langit dan bumi hingga masyarakatnya makmur. Berdasarkan teori ini maka dia akan berusaha agar menjadi orang bertakwa, semakin banyak yang bertakwa maka akan semakin makmur negeri tersebut. Jadi patokannya bukan berbeda dengan yang lain tapi patokannya adalah aturan-Nya. Minoritas ataupun mayoritas, teori ini tetap berlaku, sehingga kesejahteraan seseorang bukan berdasarkan lingkungannya tapi tergantung dari usahanya untuk bertakwa.
http://www.facebook.com/pages/Uung-Gantira-Percikan-Kata/137522306359264

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun