Mohon tunggu...
Untay SL
Untay SL Mohon Tunggu... -

Interests : reading,drawing,positive things.I'm observer,writer,and dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"My Mother is My Mirror"

26 September 2010   17:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:57 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan ibuku sangat dekat.Memiliki ciri-ciri fisik yang mirip,kebiasaan-kebiasaan yang hampir sama.Juga seperti soulmate,kalau ada apa-apa dibicarakan bareng-bareng.Kalau ada perbedaan itu sangat kecil. Wajah mempunyai beberapa tahi lalat,hidung agak mancung,mata tidak sipit alias lumayan agak lebar.Manis begitu menurut orang yang menilai.Dengan kulit sawo matang,khas Indonesia. Ibuku merawat,membesarkan dan mendidik dengan segala kekurangannya tanpa kenal lelah dan menyerah.Tidak pernah mengeluh,meratapi betapa tidak mudah merawat dan mendidik anak-anaknya. Tidak mempunyai pendidikan tinggi.Berbekal sebagai ibu,Ibuku selalu mendorong kami anak-anaknya untuk maju.Memberi semangat dalam pelajaran sekolah atau lomba yang saya ikuti.Belajar apa-apa yang berguna,menggambar,menulis adalah minatku sejak kecil. Ini salah satu cerita bersama Ibuku yang takterlupakan.Masih membekas di dalam diri, apa mungkin bisa jadi khas Ibu yang ada pada diriku. Ya,tentang kebiasaan.Ibuku punya kebiasaan mengumpulkan barang-barang bekas.Seperti plastik-plastik bekas belanja,kaleng bekas oli,kue dan lain-lain. Saat itu kalau barang yang dikumpulkan sudah banyak pasti saya buang.Saya berdalih,hanya mengotori rumah dan sekitarnya.Memang ada sebagian barang yang diletakkan di dalam rumah dan di belakang rumah.Rapi cara Ibu mengorganisirnya. Tanpa memberitahu atau izin dulu dengan Ibu,akhirnya semua barang-barang yang dikumpulkan Ibu sudah raib.Ketika Ibu melihat barang-barangnya tidak ada hanya diam.Taklama kemudian saya dipanggil. “Ibu tidak membuang pasti ada gunanya,ada yang untuk plastik sampah,kaleng-kaleng bisa dijual dll”. “Belajar untuk menghargai yang ada di sekitar kita”.Katanya. Saya hanya bisa diam,mendengarkan saja. Sekarang setelah saya berkeluarga,tanpa kusadari kebiasaan Ibu melekat pada saya.Jadi pungumpul barang bekas di rumah.Dan memang barang-barang itu ada gunanya. Sudah sepatutnya kita tidak buruk sangka kepada siapapun,apalagi kepada orangtua sendiri terutama Ibu.Baik sangka dan pemaaf,sebagai hikmah yang bermanfaat. Ada hal lain yang takluput,yaitu Ibu selalu membelikanku cemilan yang aku suka yaitu Gery Chocolatos. "Ibu terima kasih Engkau telah memberiku pembelajaran yang berarti dalam hidupku." “Ibu,maafkan apabila pernah menyakitimu."Engkau adalah cerminku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun