Mohon tunggu...
uun
uun Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Pecandu musik pop internasional yang selalu menemukan inspirasi dari lirik lagu favorit. Laut adalah pelarian dan sumber ketenangan saya, tempat di mana ombak berbicara lebih banyak daripada kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Menggali Ilmu Budidaya Anggrek Dendrobium bersama Mahasiswa KKM UIN Malang

27 Desember 2024   20:41 Diperbarui: 27 Desember 2024   20:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Dusun Plosokerep, Desa Dengkol, Singosari, terdapat tempat budidaya anggrek yang dikelola oleh Warga. Kunjungan mahasiswa KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) UIN Malang yang dilakukan pada tanggal 27 desember 2024, dimana mereka diberikan kesempatan untuk mempelajari tentang proses budidaya anggrek Dendrobium, juga dikenal sebagai anggrek keriting atau spatulata, serta potensi bisnis mereka. 

Anggrek Dendrobium memiliki siklus pertumbuhan yang cepat, dengan durasi sekitar 6 bulan per tahap. Ini dimulai dengan menyemai bibit di botol, kemudian repotting saat remaja, hingga akhirnya dewasa dan berbunga. Media tanam menggunakan arang, dan setiap langkah membutuhkan perhatian tambahan untuk memastikan anggrek tumbuh dengan baik.   

Anggrek Dendrobium memiliki keunggulan, yaitu dapat diregenerasi jika dirawat dengan benar. Tetapi budidaya ini menghadapi banyak masalah, seperti kebutuhan sinar matahari lima hingga enam jam per hari dan penyemprotan setiap minggu untuk mencegah hama. Keberhasilan budidaya ini bergantung pada perawatan yang baik.

Mas Edo, petani anggrek lokal, mengatakan bahwa bisnis anggrek mahal karena proses yang lama dan membutuhkan greenhouse yang memadai. Meskipun demikian, sebagian besar penjualan dilakukan secara online terutama melalui akun bakol anggrek malang dengan live di TikTok, yang memberi pelanggan akses lebih besar dan sangat spesifik. Sangat penting untuk memahami minat pelanggan sebelum menjual sesuatu. Mas Edo juga menekankan bahwa tujuan pendapatan di bawah Rp5 juta lebih mudah dicapai, sementara tujuan di atas itu memerlukan usaha besar. 

Kisah Mas Edo menunjukkan bahwa budidaya anggrek memerlukan kerja keras, strategi pemasaran, dan pengetahuan tentang tanaman. Selain itu, mahasiswa KKM mempelajari bahwa bekerja sama dengan lembaga swasta atau pemerintah dapat menjadi langkah berikutnya menuju peluang bisnis budidaya anggrek. 

Budidaya anggrek adalah bukti bahwa kesabaran, kerja keras, dan inovasi dapat meningkatkan potensi lokal. Semoga ke depannya, lebih banyak generasi muda di Indonesia akan terinspirasi untuk melestarikan dan mengembangkan budidaya anggrek.  

Writer: Siti Sundari

Editor: Siti Nidaul Muslimah Bustami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun