Mohon tunggu...
Miftahul Jannati Rahmah
Miftahul Jannati Rahmah Mohon Tunggu... -

saya hanyalah manusia biasa.. yang haus akan ilmu, dan ingin menyampaikan apa yang saya tau.. dan berdiskusi....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sisi Kelam Tranfusi Darah

12 Maret 2010   00:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setelah kuliah administrasi rumah sakit kemarin, ada satu hal yang membuat saya sedikit tersentak. Dosen saya Pak Diro, saat itu mewacanakan mengenai sebuah kejadian yang sangat miris yang banyak dialami oleh pasien karena masalah tranfusi darah. Jadi, saat itu beliau bercerita tentang seorang profesor dari universitas saya, beberapa saat lalu meninggal. Dari riwayat penyakit yang beliau derita, beliau menderita penyakit kardiovaskuler, dan penanganannya harus dioperasi.Operasi berjalan dengan sukses, Namun beberapa saat kemudian sang profesor kembali ke rumah sakit, dengan diagnosa penyakit lain, yakni Hepatitis C, setelah beberapa saat beliau meninggal karena penyakit itu. Hal yang sangat mengehrankan. Karena kita tahu sendiri bahwa Hepatitis C merupakan penyakit infeksi yang belum ada vaksinnya dan cepat menular. Sedang penularannya melalui darah, jarum suntik dan hal – hal yang bersinggungan dengan darah. Ada beberapa dugaan, yang sejauh ini mengarah pada tranfusi darah yang diberikan. Karena, melihat bahwa hepatitis C tidak menular melalui kontak fisik tetapi melalui darah.

Ironis memang, ingin sembuh setelah dioperasi namun malah mendapatkan penyakit baru , bahkan gara – gara penyakit tersebut si profesor malah meninggal. Siapa yang harus bertanggung jawab akan hal ini? Sebenarnya kasus – kasus seperti ini sudah banyak terjadi. Seseorang yang di tranfusi darah kemudian menderita penyakit yang diderita oleh pemberi donor.

Donor darah memiliki syarat yang luar biasa, kalo saya bilang itu sudah sangat hati – hati dan perfect.Termasuk larangan penderita penyakit tertentu yang tentunya menular melalui darah,dilarang melakukan donor darah. Dari berbagai syarat itu, bagaimana implementasinya ? itulah yang menjadikan pertanyaan besar. Pengalaman pribadi saya menjadi pendonor darah dan beberapa teman saya, petugas donor darah jarang meneliti lanjut tentang syarat – syarat tersebut. Pernah suatu saat teman saya yang mendonor darah bersama saya itu, sedang tidak enak badan. Kemudian dia melakukan donor darah, si pendonor darah hanya bertanya, pernah sakit apa? Dan teman saya menjawab tidak, lalu semua syarat di beri ceklis semuanya. Tanpa ada cek tindak lanjut, kemudian langsung donor. Sedikit aneh memang. Bagaimana kalau ada yang berbohong? Seperti teman saya itu? Bagaimana jika ada penderita penyakit tertentu yang bisa menular melalui darah tetapi melakukan donor .

Sepertinya hal tersebut perlu dievaluasi. Ketika seseorang melakukan donor darah, yang diperiksa hanyalah golongan darah saja. Tanpa ada detail tentang kondisi darah tersebut, dalam artian kondisi pendonor sebenarnya apakah darah tersebut layak atau tidak ketika di donorkan. Karena lemahnya pengawasan tersebut, banyak kemungkinan bisa terjadi pe nularan yang tidak diinginkan melalui tranfusi darah tersebut. Penularan penyakit atau sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun