Mohon tunggu...
Miftahul Jannati Rahmah
Miftahul Jannati Rahmah Mohon Tunggu... -

saya hanyalah manusia biasa.. yang haus akan ilmu, dan ingin menyampaikan apa yang saya tau.. dan berdiskusi....

Selanjutnya

Tutup

Blogshop

Sekelumit Curhatan Aktivis Jalanan

6 Maret 2010   09:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deg.. tiba - tiba terkenang dengan seseorang waktu mas pepih pengisi acara Kompasiana Blogshop jogja menyisipkan salah seorang inspiratornya Pramoedya Ananta Toer dalam pemberian materi hari ini. Seorang teman yang sangat sensasional, mungkin beberapa saat yang lalu bahkan namanya pernah menjadi headline di beberapa media informasi baik lokal maupun nasional. Kenapa sensasional? yang sensasional adalah hobinya, yakni Aksi atau istilah lainnya adalah demo.

Demonstrasi, salah satu cara pressure pemerintah yang baru - baru ini sangat hangat dibicarakan, apa lagi terkait dengan banyak demo yang berujung anarkis bahkan memicu sengketa. Angan saya kembali melayang pada sahabat saya tadi yang sangat suka dengan Aksi dan fans berat Pramoedya Ananta Toer, beberapa kali saya bercerita dengannya. Apa sih alasannya suka Aksi? jawaban yang klasik "gemes aja sama kebijakan dan tingkah laku pemerintah yang semena-mena", pertanyaan berlanjut, "Kayaknya aksi sekarang sudah ga se wah yang dulu deh bahkan cenderung arogan?", dan dia menjawab " Ya,, memang begitu, tapi bagiku dari pada ga ngapa2 in cuman diem dan jadi pelaku apatisme lebih baik melakukan sesuatu kan? toh aku aksi (red:demo) juga karena ada kajian dan ini sebuah bentuk penyikapan" Hmm nice share untuk saya.Dan pertanyaan saya yang terakhir adalah " Gimana rasanya di tangkap polis?"(Flash back, beberapa saat yang lalu, nama Syailendra ini lah seorang mahasiswa yang aksi sendirian kemudian ditangkap oleh polisi karena aksi ilegal saat kedatangan Boediono dan Srimulyani yang mempunyai skandal kasus Century), dia menjawanb" Wong saya di kantor polisi malah dikasih makan kok, ditratir trus diantar pulang lagi"

Sesaat mungkin kita akan ketawa mendengar seklumit kisah dari akivis jalanan ini. Kalau mau berbicara subjektifitas, sebenarnya saya juga termasuk salah seorang yang sangat hobi aksi. Unik memang, ketika saya aksi di jalanan, ntah ada rasa kepuasan tersendiri, terlebih lagi jika aksi saya diliput kemudian benar-benar bisa menjadi pressure untuk pihak yang terkait. Terlepas dari semua tanggapan orang tentang satu hal ini. Buat saya, inilah sebuah action. Toh para jurnalis profesional juga suka mencari - cari kalau tidak ada aksi.

Pernah suatu saat, ada sebuah momen yang luar biasa terjadi di Kota Semarang, kemudian kami para aktivis jalanan yang suka aksi, tidak memberiikan pemberitahuan aksi pas hari H, eh.. mas - mas wartawannya (karena waktu itu yang menghubungi mas-mas) malah sms,"Emang mahasiswa besok gak ada aksi to?" unik memang.. seperti miyabi, kalau ada sering di maki tapi kalau tidak ada pasti dicari.

Secara Subjektif, sebenarnya saya adalah orang yang kecewa dengan aksi - aksi yang anarkis yang selama ini sering diberitakan sehingga menimbulkan pobia di masyarakat. Dan kalau saya boleh mengambil kesimpulan hal tersebut sebenarnya bukan aksi. karena aksi punya etika, aksi harus elegan, apa lagi aksi yang digawangi oleh mahasiswa. Kasarannya mahasiswa harus punya kelebihan dibandingkan dengan civil sociaty yang lain.Aksi yang digawangi oleh mahasiswa seharusnya berdasarkan sebuah kajian terlebih dahulu, ketika dia aksi, dia melakukan aksinya berdasarkan kesimpulan sebuah kajian, dan solusi akhir setelah negosiasi dan audiensi dengan pihak yang terkait, dan bukan reaksioner. Aksi mahasiswa harus punya etika, bukan memaki tetapi memberi solusi, dan Aksi mahasiswa seharusnya benar-benar representatif terhadap kebutuhan dan permasalahan yang benar – benar ada.

Terlepas dengan semua komentar negatif tentang aksi dan aksi – aksi yang saya anggap tidak intelek akhir – akhir ini. Saya hanya ingin menuliskan di postingan ini bahwa, kami aktivis jalanan memiliki alasan tersendiri untuk melakukan aksi. Kami aktivis jalanan, merasa bahwa kami harus melakukan sebuah pressure untu perubahan yang mebih maju. Dan kami aktivis jalanan ingin agar semua memahami dan bisa menfilter seperti apa aksi – aksi yang sebenarnya dan selayaknya. Sedikit curahan hati

Mohon tunggu...

Lihat Blogshop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun