malam yang haruk pikuk itu
akhirnya rebah jua dipangkuanku
tinggallah jejak senyap yang kerap kali memejamkan matanya.
percuma saja bersenandung, malam tampaknya semakin kelam, semakin terlena serupa lenyaknya bayi diayunan semusim.
tubuh-tubuh rindu yang berdiri di pelupuk malam itu hanya sebatas hikayat. tak pernah menuntaskan kisah, tak pula merekahkan impian. diantara jeda yang menyilau, setual kenangan pun tak melintas di sini. di malam yang rebah ini...
hanya kuingin seutas cahaya yang dapat mengikat tapak saat dimana gelap memantul menyerupai gema...
Bye : Jevri Al-Malay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H