Satu tahun semenjak peluncuran program Hibah Sustainable Energy Fund (SEF) oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (DJEBTKE) Kementerian ESDM yang bekerja sama dengan United Nations Development Program (UNDP), pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia mencapai total 15 MWp dengan penerima hibah yang terbagi dalam 2 klasifikasi pelanggan PLN yakni residensial dan industri/bisnis/UMKM.
Melalui Proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Actions in Energy Sector (MTRE3), skema pendanaan ini diharapkan dapat mempercepat implementasi program PLTS Atap secara masif dan berkontribusi terhadap capaian target energi baru dan energi terbarukan (EBT) pada bauran energi nasional. Lalu, setahun berlalu, bagaimana pencapaian program ini? Semakin dekat kah kita dengan target bauran EBT?
Sejak April hingga Desember 2022, sebanyak 225 pelanggan PLN telah menerima insentif sebesar 5,3 Milyar. Sedangkan, 158 sisanya mendapatkan skema insentif pembiayaan pemasangan PLTS Atap 100% sejak Oktober 2022. Salah satu pelanggan PLN sektor rumah tangga yang mendapatkan hibah ini, Pak Imam, mengungkapkan bahwa program hibah seperti ini sangat membantu meningkatkan minat masyarakat dalam memasang PLTS Atap.
“Instalasinya tidak murah, kan. Sedangkan momentumnya kita baru lepas dari pandemi, ekonomi juga baru pulih. Penghematan tagihan listrik bulanan juga menjadi daya tarik masyarakat mulai tertarik pasang PLTS Atap”, terang warga kota Surabaya ini.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan UNDP Indoensia, program Hibah SEF juga telah mendorong investasi di sektor PLTS Atap sebesar 43 Milyar dengan total kapasitas PLTS Atap yang terbangkitkan sebesar 15 MWp. Selain sektor ekonomi, dampak lingkungan juga terasa, yakni pengurangan emisi karbon sebesar 7.500 Ton CO2.
Pemerintah sendiri menargetkan kapasitas terpasang PLTS mencapai 5.342 mega watt (MW) di tahun 2023. Jika mencapai angka ini, maka diperkirakan ini akan mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sampai dengan 8 juta ton. Terlihat masih jauh, namun adanya skema pendanaan seperti Hibah SEF membuat Indonesia berprogres semakin dekat dengan target.
Selain rumah tangga, pemilik usaha juga bisa mengajukan program ini asalkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah memilih EPC yang sudah memiliki izin instalasi, misalnya Utomo SolaRUV.
Contoh konkrit pelaku usaha yang mendapatkan program ini adalah IMM Toyota Mojokerto, dealer resmi dan bengkel mobil toyota di Mojokerto, dengan total kapasitas PLTS Atap sebesar 44,8 kWp menggunakan komponen PLTS Atap, meliputi solar panel merk Chint, inverter Sungrow tipe SG20RT, dan jasa pemasangan Utomo SolaRUV.
Selain rumah tangga dan pelaku bisnis, program hibah SEF juga dinikmati rumah-rumah ibadah. Di Surabaya, masjid Al-Hikmah yang berlokasi di kawasan Rungkut mendapatkan pendanaan pemasangan PLTS Atap 100%. Pemasangan PLTS Atap di rumah-rumah ibadah sangat cocok untuk dakwah tentang lingkungan bagi para umat yang beribadah. Sehingga, edukasi terkait pentingnya pemanfaatan PLTS Atap untuk mengurangi emisi karbon akan semakin lebih masif.