Mohon tunggu...
Utomo SolaRUV
Utomo SolaRUV Mohon Tunggu... Lainnya - Solar Energy Company

Penyedia Sistem Atap Surya Terbaik | Pelopor Panel Surya Ber-SNI (LONGi) | Authorized Distributor dan Service Center SUNGROW

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

PLTS Terapung Muara Tukad: Dari Indonesia Untuk Dunia

4 November 2022   10:35 Diperbarui: 4 November 2022   10:38 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Utomo SolaRUV mengawal produksi komponen utama PLTS Terapung Muara Tukad di pabrik  Karawang, Jawa Barat. Sumber Foto: Utomo SolaRUV

PLTS Terapung menjadi tren dalam pengembangan energi terbarukan di dunia. Secara teknis, PLTS Terapung memiliki keunggulan dibandingkan PLTS grounding (di atas tanah) maupun rooftop (atap), yakni pengoptimalan reservoir, bisa dioperasikan secara hybrid dengan PLTA, mengurangi penguapan, serta menghasilkan energi lebih banyak 10% karena suhu lingkungan yang lebih rendah. Maka, tak heran apabila PLTS Terapung berpotensi menjadi prioritas pemerintah untuk akselerasi target bauran energi tahun 2025 mendatang.

Selain Cirata, ada satu lagi PLTS Terapung yang menyita perhatian masyarakat Indonesia dan dunia karena produksinya dilakukan di dalam negeri untuk pertama kalinya. Adalah PLTS Terapung Muara Tukad yang berlokasi di Badung, Bali, berhasil diproduksi pertama kalinya di Indonesia. PLTS Muara Tukad berkapasitas 100 kilowatt-peakk akan menjadi showcase sekaligus salah satu pemasok energi bersih selama perhelatan G20 di Bali, pada bulan November ini.

Teknologinya dari Sungrow yang sudah berpengalaman dalam pengembangan Floating PV dengan kinerja lebih efisien, dimana air mampu mendinginkan panel saat proses menghasilkan listrik. Hal ini bisa mengurangi penguapan air, menjaga keberadaan air di danau lebih lama

PLTS Terapung merupakan tren terbaru dalam industri Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Mengutip penjelasan dari Majalah Anthropocene, keunggulan PLTS Terapung dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • Bebas konflik penggunaan lahan;
  • Meningkatkan efisiensi panel surya;
  • Ikut menjaga kualitas air waduk;
  • Menghemat biaya infrastruktur jaringan transmisi;
  • Menghadirkan keseimbangan antara musim penghujan dan musim kemarau dalam sistem pembangkit listrik.

Pengembangan PLTS Terapung juga sangat direkomendasikan untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang digadang-gadang akan menjadi kota masa depan bebas emisi. Terlebih, di Kalimantan Timur terdapat banyak lahan bekas tambang yang bisa didayagunakan sebagai PLTS Terapung, tentu dengan pendampingan riset tenaga ahli. Berbicara tentang kota bebas emisi, sebenarnya IKN telah memulainya dari gedung Biara CB Providentia Dei di Sepaku, yang telah memasang PLTS sistem off-grid untuk mengcover seluruh kebutuhan listriknya.

Sumber Foto: Utomo SolaRUV
Sumber Foto: Utomo SolaRUV

Transisi energi sudah didepan mata. Anak-anak bangsa dituntut untuk bisa menguasai teknologi dan mencukupkan pengetahuannya di bidang energi terbarukan, utamanya energi matahari, sehingga bisa menjadi garda depan akselerasi energi bauran Indonesia di tahun 2050 mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun