Mohon tunggu...
Utomo Priyambodo
Utomo Priyambodo Mohon Tunggu... -

Pengkhayal.. benar2 seorang pengkhayal..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karena si Mata Psikopat dan si Tahi Lalat di Bibir

16 Desember 2010   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena Si Mata Psikopat dan Si Tahi Lalat di Bibir,
Bagiku tak ada lagi cinta. Mereka menunjukkan
Padaku cinta hanyalah omong kosong
Yang tak pantas digubris layaknya anjing menggonggong

Karena Si Mata Psikopat dan Si Tahi Lalat di Bibir,
Bagiku tak ada lagi cinta. Mereka memperlihatkan
Padaku cinta hanyalah nafsu syahwat sesat
Yang menggelora hanya sesaat

Karena Si Mata Psikopat dan Si Tahi Lalat di Bibir,
Bagiku tak ada lagi cinta. Mereka menerangkan
Padaku cinta hanyalah umpan pancingan
Yang memabukkan guna melumpuhkan

Karena Si Mata Psikopat dan Si Tahi Lalat di Bibir,
Bagiku tak ada lagi cinta. Mereka mengajarkan
Padaku doktrin cinta adalah virus mematikan
Dan aku adalah korban
Bandung, 17 September 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun