Nyatanya aku telah membangung segala rasa itu berkali-kali dan aku pun telah hancur karenanya sampai segalanya tak lagi terasa.
Bodoh memang, tapi ternyata kebodohan ini sudah tak mampu lagi menyadarkanku, bahwa menyayangi engkau adalah sebuah kesalahan dan keberuntungan tersial dalam hidupku.
Lewat paruh malam awal bulan ini aku kembali membangun lebih banyak kebodohan,
Lewat jalur yang sebenarnya telah kutahu ujungnya,
Juga lewat segala rasa yang akhirnya akan kudapatkan setelah menemui segala yang telah kulalui.
Memang selama ini hanya ada aku, aku dan engkau,
Lewat beragam pesan yang kukirimkan pada Bumi,
Lewat segala harapan yang kubarengkan pada angin,
Telah kusampaikan segala hal yang menyangkut aku dan engkau.
memang waktu telah membiarkan segala urusan ini dibebankan pada diriku sendiri,
tanpa ia sudi untuk barang sekali memberitahu engkau perihal segala kependiaman yang kurawat ini.
Tak pernah menjadi persoalan jika pada akhirnya tidak pernah ada aku dalam helaan napasmu,
Dan juga bukan sebuah kesalahan jika engkau sama sekali tak pernah paham bagaimana segala ini tercipta dan berakhir pada satu waktu,
Sebab lewat cara kotor ini mampuku untuk merawat segala kasih sayang meski sepihak,
Sebab lewat kependiaman ini mampuku untuk mengungkapkan segala rasa lewat tulisan,
Sebab lewat jalan ini mampuku untuk menjaga dan mengabadikan perihal kenangan akan engkau yang tak mampu kukabarkan meski lewat malam.
Putri Arsi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H