Mohon tunggu...
Uti Muhsi Asy ari
Uti Muhsi Asy ari Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Jadilah sosok yang dapat mengubah dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Majapahit: Sebuah Model Toleransi Keberagaman dan Sinkritisme Budaya

2 Desember 2024   00:08 Diperbarui: 2 Desember 2024   00:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di Nusantara, tidak hanya dikenal karena kejayaannya dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi juga karena warisan budaya yang kaya dan unik. Salah satu aspek paling menonjol dari peradaban Majapahit adalah toleransi yang tinggi terhadap keberagaman dan praktik sinkritisme budaya yang berkembang pesat.

Toleransi Beragama: Sebuah Pilar Kekuatan

Salah satu bukti nyata toleransi di Majapahit adalah keberagaman agama yang hidup berdampingan secara harmonis. Meskipun Hindu dan Buddha merupakan agama mayoritas, namun kepercayaan lain seperti animisme dan dinamisme juga diakui dan dihormati. Raja Hayam Wuruk, misalnya, yang menganut Hindu Siwa-Buddha, dapat hidup rukun dengan ibunya, Tribhuana Tunggadewi, yang beragama Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang berasal dari kitab Sutasoma karya Empu Tantular menjadi bukti kuat adanya upaya untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama. Semboyan ini mengandung makna bahwa meskipun berbeda-beda, namun pada dasarnya tetap satu. Ajaran ini menjadi dasar bagi terciptanya masyarakat yang toleran dan inklusif.

Sinkritisme Budaya: Perpaduan yang Indah

Selain toleransi beragama, Majapahit juga dikenal dengan praktik sinkritisme budaya yang unik. Perpaduan antara unsur-unsur Hindu, Buddha, dan kepercayaan lokal melahirkan suatu bentuk kebudayaan yang khas dan orisinal. Candi-candi yang dibangun pada masa Majapahit seringkali menampilkan perpaduan berbagai unsur agama dan kepercayaan.

Sinkritisme budaya ini juga tercermin dalam karya sastra dan seni. Kitab Sutasoma, misalnya, merupakan contoh karya sastra yang memadukan unsur-unsur keagamaan dan filsafat. Sementara itu, seni patung dan relief pada candi-candi Majapahit menampilkan berbagai tokoh mitologi Hindu, Buddha, dan kepercayaan lokal.

Warisan yang Berharga

Toleransi dan sinkritisme budaya yang dikembangkan oleh Majapahit merupakan warisan yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur ini telah menjadi fondasi bagi terbentuknya bangsa Indonesia yang plural dan beragam. Dalam konteks Indonesia modern, semangat toleransi dan inklusivitas yang ditunjukkan oleh Majapahit menjadi semakin relevan.

Kesimpulan

Kerajaan Majapahit telah memberikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana sebuah masyarakat yang beragam dapat hidup rukun dan harmonis. Toleransi beragama dan praktik sinkritisme budaya yang dikembangkan oleh Majapahit merupakan warisan yang sangat berharga dan patut kita lestarikan. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pluralisme yang semakin kompleks, nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh Majapahit dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk membangun masyarakat Indonesia yang lebih adil, damai, dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun