Mohon tunggu...
Utia BintiYuhanniur
Utia BintiYuhanniur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banyak Belajar dari Disiplin Ilmu Lain Selama Program Magang MBKM di ECOTON Foundation

22 Desember 2022   22:12 Diperbarui: 22 Desember 2022   23:37 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim magang prodi sejarah UM di Ecoton. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Tim Magang Ecoton)

Program magang merupakan salah satu program yang biasanya harus dilalui oleh mahasiswa saat berkuliah. Program magang ini kemudian dipertegas oleh program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Universitas Negeri Malang (UM) juga turut mendorong mahasiswanya untuk turut serta melaksanakan program MBKM ini. Mahasiswa diwajibkan mengikuti program  ini selama kuliah dan salah satu bagian program MBKM yang bisa dipilih adalah magang atau praktek kerja. Magang dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan terhitung sejak dimulainya kegiatan. Dalam melaksanakan program dan demi kelancaran dari program tersebut, Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah maupun yayasan. Salah satunya adalah Ecoton Foundation, yang merupakan yayasan kajian ekologi dan konservasi lahan basah.

Pada awal Semester Gasal tahun 2022 Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang mengirimkan 5 orang mahasiswanya yang merupakan mahasiswa angkatan 2019 yaitu Ananda Surya Salsabilla, M. Wahyu Prahardana, Nanda Pramudya Fadli Illahi, Rikat L. Sofyan, dan Utia Binti Yuhanniur Rohmah ke Ecoton untuk melakukan program magang atau praktek kerja.  Tepatnya sejak pertengahan bulan yaitu tanggal 16 Agustus 2022, para mahasiswa ini dikirim ke Kantor Ecoton yang berlokasi di Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Pada awal kedatangan, kami melakukan perkenalan dan survei terlebih dahulu tentang apa saja yang akan kami lakukan selama nantinya magang 5 bulan. Lalu kemudian perwakilan dari pihak Ecoton yaitu mas Kholid menjelaskan pada kami bahwa terdapat tugas yang dibagi menjadi 2 yaitu tugas utama dan tugas tambahan. Tugas utama yang diberikan adalah membuat artikel ilmiah dengan output utama yaitu di publikasikan pada Enviromental Pollution Journal. Kemudian tugas berikutnya adalah membuat suatu webinar atau seminar online yang merupakan kelanjutan dari data-data pada artikel ilmiah yang telah dibuat sebelumnya. Dan tugas utama yang terakhir adalah membuat suatu aksi dengan tujuan berperan langsung di lapangan untuk menyadarkaan masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan supaya aware terhadap fakta pencemaran lingkungan yang sedang terjadi saat ini.  Sementara itu, tugas tambahan adalah tugas-tugas yang secara tidak tertulis diberikan kepada para mahasiswa magang disesuaikan dengan kegiatan kerja dari Ecoton sebagai instansi.           

Kami selaku mahasiswa yang sedang melakukan magang berusaha sebisa mungkin untuk membagi waktu dan tetap mengerjakan kedua tugas (utama & tambahan) tersebut. Dimulai dari tugas utama artikel ilmiah terlebih dahulu, yaitu dengan memilih topik dari artikel yang akan kami teliti dan kerjakan. Setelah masing-masing mahasiswa menentukan topik yang akan dipilih yaitu seputar pencemaran sungai-sungai di luar pulau jawa, lalu kami mulai mencari sumber-sumber berupa arsip koran baik cetak maupun online, peraturan pemerintah, data statistik, buku terkait materi, artikel ilmiah lainnya, dan skripsi sebagai referensi penulisan kami. Hal tersebut berlangsung hingga akhir bulan November ketika tenggat waktu akhir penulisan artikel ilmiah yang telah ditetapkan oleh kami dan pihak Ecoton. Pada proses penulisan artikel juga kami banyak menemukan dan mengolah data-data baru dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ekonomi, sosial, dan juga sains seperti biologi, kimia, fisika. Beragamnya disiplin ilmu yang kami kaji ini sekaligus menjadi pengalaman baru bagi kami selaku peneliti sejarah lingkungan bahwa data-data transdisipliner khususunya dari sains juga dapat membantu dalam melakukan suatu penelitian sejarah. Topik tentang artikel kami masing-masing diantaranya (1) Ananda Surya Salsabilla dengan topik Sejarah Pencemaran Sungai Musi Provinsi Sumater Selatan; (2) M. Wahyu Prahardana dengan topik Sejarah Pencemaran Sungai Kapuas Kalimantan Barat; (3) Nanda Pramudya F.I dengan topik Sejarah Pencemaran Sungai Jangkok Provinsi Nusa Tenggara Barat; (4) Rikat L. Sofyan dengan topik Sejarah Pencemaran Sungai Jeneberang Provinsi Sulawesi  Selatan; (5) Utia Binti Y.R dengan topik Sejarah Pencemaran Sungai Tukad Ayung di Provinsi Bali. Artikel kami ini ketika sudah selesai akan dipublikasikan dalam Enviromental Pollution Journal   yang dikelola oleh para akademisi dari Ecoton dan jika sesuai dengan rencana semula akan dipublikasikan pada akhir bulan Desember ini dengan beberapa kali revisi tentunya.

Kemudian untuk tugas yang kedua yaitu membuat acara webinar, dalam proses pembuatan acara ini kami terlebih dahulu harus menyelesaikan pengolahan data pada artikel ilmiah yang kami buat sebelumnya. Karena materi yang nantinya akan kami sampaikan pada webinar tergantung pada bagaimana kami membuat artikel ilmiah. Dimulai dari topik, latar belakang, permasalahan, hasil dan pembahasan, sampai pada kesimpulan harus sesuai dengan apa yang terdapat pada artikel ilmiah kami masing-masing. Tentunya hal ini masih terkait dengan pertanggung jawaban kami dalam bidang keilmuan sebagai seorang peneliti sejarah. Pada akhirnya, acara Webinar Sejarah bertajuk "Sejarah Pencemaran Sungai di Indonesia"  berhasil kami selenggarakan pada hari Kamis 15 Desember dan Jumat 16 Desember 2022. Dengan kehadiran peserta dari berbagai kota di Indonesia seperti dari Malang, Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Kediri, Jakarta, Riau, dan Banjarmasin. Webinar yang berlangsung selama 2 hari ini berjalan lancar dengan banyak membuka forum diskusi antara pegiat lingkungan dan pemateri. Waktu yang dihabiskan untuk presentasi dan diskusi juga rata-rata lebih dari 3 jam. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dari peserta webinar yang penasaran dengan pencemaran yang terjadi di dalam kajian sungai-sungai tersebut.

Proses Webinar Sejarah Pencemaran Sungai di indonesia

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Tim Magang Ecoton)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi Tim Magang Ecoton)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Tim Magang Ecoton)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi Tim Magang Ecoton)

     

 Tugas utama yang ketiga adalah melakukan aksi, dalam hal ini kami juga sudah melakukannya. Dimulai dari persiapan aksi yaitu dengan menentukan permasalahan apa yang akan kami dalam aksi kami ini. Lalu menentukan anggota yang akan terlibat dalam pelaksanaan aksi ini. Maka kemudian berdasarkan hasil diskusi bersama dengan teman-teman anggota dari beberapa kampus di Jawa Timur seperti dari Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya (Untag), Universitas Hang Tuah Surabaya (UHT), dan Universitas Nusantara PGRI Kediri (UNP Kediri) kami menamakan diri atas nama Asosiasi Komunitas Sungai Indonesia (AKSI) melakukan aksi menuntut PT Wings Group agar bertanggung jawab terhadap sampah sachetnya yang telah terbukti banyak mencemari lingkungan terutama sungai dan menjadi timbulan sampah. Tema permasalahan tersebut berdasarkan pada data hasil brand audit dari Ecoton Foundation di beberapa kota di Jawa dan Madura yang menunjukkan hasil bahwa sampah sachet dari PT Wings Group telah terbukti menjadi Top Polluter. Aksi ini kami mulai kami rencanakan pada hari Jumat tanggal 18 November 2022 mulai dari melakukan diskusi terkait permasalahan yang diangkat, lalu perencanaan jalannya aksi, kemudian mengurus perizinan ke Polrestabes Surabaya, menyusun pers release, dan mempersiapkan properti aksi. Aksi berhasil kami laksanakan dengan damai dan tetap berdasarkan data ilmiah di depan Gedung Ekonomi di Jalan Embong Malang No. 61-65, Tegalsari, Kota Surabaya. Aksi ini dalam rangka menuntut pihak Wings Group untuk bertanggung jawab melalui mekanisme EPR (Extended Produsen Responsibility) yang mana harus menyediakan Peta Jalan Pengurangan Sampah Sachet dan mengurangi produksi sampah sachet karena merupakan sampah yang masuk dalam kategori residu atau tidak dapat diolah kembali. Oleh karena itu sampah sachet menjadi faktor penyebab pencemaran mikroplastik terbesar di perairan khususnya sungai.

Begitu juga dengan tugas tambahan yang telah kami lakukan selama program magang MBKM ini juga telah menambah pengetahuan dan pengalaman kami dalam dunia kerja terutama yang berhubungan dengan aktivis lingkungan. Tugas yang sering kami lakukan adalah mendampingi dan menjadi tour guide bagi peserta dari sekolah-sekolah yang melakukan kunjungan ke Kantor Ecoton. Kunjungan sering dilakukan oleh instansi pendidikan mulai dari SD, SMP, dan SMA. Kunjungan yang pernah kami terima diantaranya adalah kunjungan dari SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik, kemudian dari SMP Vita Surabaya, dan SMA Al-Muslim Sidoarjo untuk melakukan studi terkait pencemaran lingkungan sungai serta praktek zero waste dan biotilik. Dalam menerima kunjungan tersebut kami juga turut aktif memberikan ilmu yang telah kami dapatkan selama magang di Ecoton untuk dibagikan pada para siswa dan guru dari sekolah-sekolah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun