Sejak sisulung naik level sekolah ke SMP praktis Saya tidak perlu bangun pagi. Dulu ketika sisulung masih SD jarak sekolah dari pintu rumah lumayan jauh, 9, sekian km. Melintasi jalanan raya, istri Saya tidak berani jadi Saya yang dapat profesi menjadi tukang ojek, antar jemput tiap pagi. Sekarang letak SMP sisulung lebih dekat, ada jalan potong rute yang dilewati jalanan perumahan dan kampung. Tugas tambahan itu diambil alih oleh istri.
Apalagi aktifitas mencari uang juga bisa dimulai lebih siang. Jam 9 mandi, sarapan, kadang-kadang musti jalan keluar rumah, tengok klien. So ... untuk apa bangun pagi. Gaya hidup bangun siang ini sudah saya jalanin lebih dari 6 bulan. Dan akhirnya menjadi kebiasaan. Saya tahu sebenarnya sih kurang sehat, kadang terbawa malasnya sampai sore, kebiasaan bangun siang. Kadang malah bikin badan ga fit, kepala pusing seharian. Meskipun, kondisi Saya lebih bugar sejak rajin gowes.
Tapi, hari ini berbeda cerita ... kebetulan bangun jauh lebih pagi. Istri Saya lihat sudah sibuk dengan mesin cucinya, tanpa disuruh Saya komandani anak-anak mandi, sarapan, dan mengantar mereka ke sekolah. Kangen juga suasana hiruk-pikuk diujung pagi yang selama ini Saya lewatkan. Â Tidak ada lagi teriakan istri (sayup-sayup, masih setengah tidur) yang biasanya agak bete, anak-anak agak susah disuruh bergegas. Mungkin karena melihat ayahnya masih molor.
[caption caption="Uthitgowes-yekti"][/caption]
Istri belum juga selesai dengan mesin cucinya, mungkin cuciannya numpuk ... makanya Mah ! Jangan suka menumpuk cucian, haghaghag ! Saya menemani sibungsu sarapan sekotak kentang goreng cocol saus tomat dan segelas teh manis. Sibungsu juga sebenarnya minta dianterin sekolah, tapi bingung ... mau dianterin ke sekolahan yang mana... secara dia masih 3 tahun. Tapi ngeyel tiap pagi ngiri lihat kakaknya pada sekolah, ade... ade ... ada-ada saja.
Memang ya, melakukan suatu hal yang sudah lama tidak Kita lakukan itu seru,... tapi kalau menjadi rutinitas ... menjadi bosan. Selamat pagi dunia, dan ... SEMANGAT PAGI !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H