Waktu itu, saat saya masih duduk di bangku SMK kelas 2, saat pelajaran Bahasa Indonesia, saya biasanya tertidur. Namun tidak saat itu. Guru saya menceritakan tentang pekerjaan dia beberapa hari silam. Sebut saja beliau Ibu Mira.
Bu Mira selain berprofesi sebagai guru di sekolah saya, beliau adalah seorang PNS di bagian linguistik. Beberapa hari yang lalu, beliau menjadi notulen pada ertemuan beberapa negara. Saya lupa namanya, karena sudah 1 tahun lewat. Pokoknya saat itu beliau menceritakan bagaimana masing - masing negara berbicara. Yang menarik perhatian saya adalah bagian dimana beliau menceritakan tentang Duta dari negara Malaysia.
' Bahasa mereka susah sekali untuk di tulis. Karena saat itu ibu bertugas untuk menerjemahkan segala bahasa ke bahasa Indonesia. ' ucap Ibu Mira. dalam hati saya berpikir mungkin karena bahsa mereka melayu? jadi ambigu gitu?
Kemudian Ibu Mira menceritakan hal lain. Saya tidak begitu mendengarkan sampai saya dengar '..mereka saat itu sedang membicarakan ceremony. Tpai bahasanya susah banget untuk ibu dengar. Mereka saat itu dengan bangga menyebutkan 'kami setiap bulan selalu mengadakan ceremony untuk menghormati negara'. Ibu saat itu bertanya kepada teman ibu 'ceremony ? upacara bendera maksudnya?' teman ibu mengangguk. lalu ibu tertawa dalam hati. Mereka dengan bangganya menyebutkan bahwa mereka mengadakan upacara bendera setiap satu bulan sekali, sedangkan kita mengadakan upacara bendera setiap hari senin.' Lalu seisi kelas tertawa mendengar cerita Ibu Mira tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H