Mohon tunggu...
Tara Svetlana
Tara Svetlana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I'm a teenager, i don't always have the best attitude. I just try to make the best decisions for myself.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Apa Salahnya ? #2

20 Mei 2011   05:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

..

Lalu, saat aku naik ke kelas 2, Tom dan aku benar – benar seperti orang yang tidak pernah saling mengenal. Tom benar – benar menjauhiku. Mungkin karena naluri remajaku, aku tersinggung oleh perlakuan Tom itu. Aku pun ikut menjauhi Tom. Aku dan Tom memang sudah cukup terkenal di kelas 1. Kami terkenal karena persahabatan kami. Dengan keadaan seperti sekarang, otomatis menarik perhatian seluruh teman – temanku. Mereka bertanya kepadaku ada apa antara aku dan Tom. Aku pun menceritakan semuanya. Dan kau tahu, teman – temanku malah mendukungku menjauhi Tom. Lucu memang. Tom pun menjadi terasingkan. Aku merasa tidak enak dengan Tom saat itu. Aku ingin menagajak bericara duluan dengan Tom. Tapi kau tahu apa yang Tom lakukan? Ia benar – benar menolak berbicara denganku. Sudah saja sampai saat itu aku mengenal Tom. Mulai keesokkan harinya, aku benar – benar menghapus nama Tom. Dan aku memantapkan dalam hati, aku tidak akan menyukai siapa pun mulai saat ini.

Tidak lama dari saat itu, aku bersahabat lagi dengan seorang cowok. Sebut saja dia Fendy. Awalnya, aku benar – benar tidak mengenal Fendy. Dia tentu saja mengenalku. Dia bilang aku cewek paling berisik dan aneh yang pernah dia tahu sewaktu kami kelas 1. Dia duduk di sebelah ku. Tidak satu meja denganku. Dia duduk di meja sebelahku. Aku duduk dengan sahabatku, Mia. Fendy selalu mengejekku. Dari hal yang sama sekali tidak penting, seperti ikat rambut, sampai hal yang sangat penting, seperti kepribadianku. Fendy perhatian padaku. Sama sperti Tom yang dulu. Aku dan Mia senang berada di sekitarnya. Ah ya, kau tahu, aku dulu sangat membenci Fendy. Karena dia terkesan lebay. Dia pernah berlagak seperti tukang hipnotis. Aku benci melihat setiap kali dia beraksi. Terlalu berlebihan. Namun, Fendy justru semakin bersemangat ingin meng-hipnotis-ku. Karena aku satu – satunya orang yang menolak secara terang – terangan untuk di hipnotisnya. Bahkan Mia-pun mau di hipnotis Fendy. Karena obsesinya itulah, aku dan Fendy menjadi bersahabat. Kami tidak seperti sahabat yang lainnya. Tidak pergi kemana-mana berdua. Namun begitu, aku dan Fendy sering berdua sambil membicarakan hal yang benar – benar tidak penting. Kadang Mia dan Derian ikut bersama kami. Aku dan Fendy sering membicarakan pacarnya. Dia sering curhat kepadaku tentang semua masalahnya. Dia tidak tahu perihal aku dan Tom dulu. Aku tidak ingin dia mengetahuinya.

Sampai suatu saat temanku, yang tidak akan pernah aku sebut namanya, menceritakan semua masalahku dengan Tom. Dan dia bilang kalau aku suka dengan Fendy. Fendy langsung bertanya padaku perihal perasaanku kepadanya. Saat itu, aku bilang kalau ya, aku memang suka padanya. ‘ gue suka ada di sekitar lo Fen. Gue suka kalau lo ada saat gue butuh ‘ ucapku. Dan, ya, Fendy saat itu tidak berkata apa – apa. Namun keesokkan harinya, aku tahu, kejadian antara aku dan Tom terulang lagi antara aku dan Fendy. Aku mencoba bercanda dengan dia, namun dia jelas – jelas menjauhiku. Aku sampai sempat meminta bantuan Derian untuk mengetes apakah Fendy mau menoleh jika dipanggil Derian ketika dia benar –benar tahu aku disebelah Derian. Namun hasilnya sangat menyebalkan. Dia jelas – jelas tidak mau melihat ke arahku. Dia benar – benar menolak untuk melihat kesiapa-pun dimana aku jelas – jelas berada di sekitar sumber suara yang memanggilnya. Terulang lagi masalah yang sama. Sampai saat itu aku membenci kata suka. Membuat masalah saja. Aku masih tidak mengerti apa masalahnya jika aku menyukai sahabatku. Apa memang suka itu memang Cuma bermakna satu?

-tbc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun