sebagai seorang ibu yang belum pernah terkena konjungtivitis atau mata merah, saya merasa nyantai dan cuek saja membersihkan belek/kotoran mata yang mulai muncul di pelupuk mata kanan anak saya. dengan pedenya saya mengambil kotoran tsb dengan telunjuk tanpa cuci tangan lagi. seprei dan bantal jug tidak saya ganti setiap hari. cuek aja saya menciumi dan nguyel nguyel si kecil yang baru berusia 15 bulan tanpa khawatir cairan air mata ataupun beleknya menempel pada saya. lalu..tak berapa lama kemudian saya menuai hasilnya..
mata kanan awalnya terasa berpasir, tidak nyaman untukmelihat,kelopak mata terlihat memerah dan mata berair. segera saya tetesi cendo xitrol, yang juga merupakan obat anak saya. tiga hari berselang, mata tidak menampakan hasil yang membaik, akhirnya karen takut menulari si kecil kembali maka saya berobat ke rs.yap jogja. ada kejadian lucu ketika berobat disana. ketika sedang menunggu pemeriksaan dokter, seorang ibu mengajak ngobrol dan bertanya sakit apa. ketika saya bilang mata merah,ibu itu lgs menunduk dan tidak mengajak bicara lagi hehe. ealah bu..kalo mata merah menular hanya dengan tatap mata, kasian dokter matanya dong..meriksanya gimana, masak pake bahasa kalbu hi hi.. alhasil setelah diperiksa saya membawa pulang cendo tobro, cendo gentamicin, dan obat dextamine yang mengandung dexamethasone 0,5 mg dan dexchlorpheniramine maleate 2 mg. dokter bilang dosisnya per 4 dan 6 jam. okeh ..saya ngga begitu memperhatikan runutan waktunya, alhasil dihari kedua kelopak mata saya sulit sekali untuk dibuka. rasanya seperti orang mengantuk. sudah mulai panik saya, namun alhamdulilah 2 hari kemudian kelopak mata saya bisa dibuka kembali. tapi ya klo malam masih kayak gitu..saat ini kondisinya masih seperti yang saya ceritakan diatas, setelah 5 hari dari dokter.
sengaja saya bagikan pengalaman agar rekan rekan yang belum pernah mengalami konjungtivitis mendapat gambaran betapa menganggunya penyakit ini apalagi bagi seorang ibu yang harus beraktivitas mengurus anak :), so dont underestimate konjungtivitis and any kind of disease ya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H