Mohon tunggu...
Utari Prakasita
Utari Prakasita Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar PWK

Pelajar 181910501001

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ibu Kota Baru, Bagaimana Menurut Anda?

12 September 2019   18:58 Diperbarui: 12 September 2019   19:03 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekayaan alam kita yang melimpah merupakan salah satu karunia dari yang Maha Kuasa. Dengan letak geografisnya berada di garis khatulistiwa menyebabkan Indonesia selalu mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, sehingga hanya memiliki dua iklim yaitu kemarau dan hujan. Selain itu karena banyaknya gunung berapi yang ada membuat tanah kita menjadi sangat subur, dan berbagai macam kekayaan alam ada di Indonesia. Banyaknya kepulauan menambahkan keberagaman suku budaya adat istiadat serta keanekaragaman hayatinya. Namun meskipun demikian wilayah kita yang memiliki kekayaan alam melimpah, merupakan wilayah rawan gempa. Apa alasannya ? Dilihat dari segi geologi, Indonesia terletak diantara pertemuan lempeng, selain itu Indonesia juga merupakan wilayah ring of fire karena hamper disetiap wilayah di Indonesia memiliki gunung berapi.

Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia juga menyimpan banyak kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Hutan yang ada di Kalimatan merupakan salah satu paru -- paru dunia selain hutan hujan amazon yang berada di Brazil. Kalimantan merupakan kepulauan yang relatif aman di Indonesia dengan jumlah penduduk yang masih sedikit.  

Baru -- baru ini pemerintah mengsahkan pemindahan ibukota, sehingga berita mengenai perpindahan ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Timur masih menjadi pembahasan hangat di tengah masyarakat, meskipun penetapan pemindahan wilayah ibukota telah ditetapkan yaitu di wilayah Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara. Masih banyak pro kontra di antara masyarakat dan juga para pejabat meskipun seharusnya sebagai sesama pemangku kekuasaan, mereka harus saling sejalan dalam menjalankan rencana yang ada. Meskipun demikian dapat dikatakan sebagai sesuatu yang wajar adanya pro kontra tersebut. Hal tersebut terjadi karena pemindahan ibukota secara nyata akan memberi efek dan mempengaruhi banyak aspek kedepannya, termasuk wilayah kita.

Pemindahan ibukota tersebut sebenarnya didasarkan dari banyak aspek salah satunya mengenai unsur geografis. Ditinjau dari letak geografis wilayah Jakarta merupakan wilayah yang berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Jakarta terletak pada dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 8 meter di atas permukaan laut. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir, karena posisinya lebih rendah daripada wilayah -- wilayah disekitarnya. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta memiliki 13 sungai yang akhirnya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai utama di Jakarta adalah Ciliwung. Sungai tersebut membelah kota Jakarta menjadi dua. Dilihat banyaknya sungai dan ketinggian yang termasuk rendah ditambah banyaknya beban penduduk dan juga bangunan yang ditampungnya menyebabkan penurunan tanah setiap tahunnya. Jakarta juga merupakan wilayah rawan dengan bencana alam. Selain itu ditinjau dari kualitas hidup di Jakarta, juga dirasa buruk karena adanya polusi dalam skala besar. Banyaknya konversi lahan di pulau Jawa khususnya Jakarta menyebabkan keseimbangan lingkungan terganggu. Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2016, mengalami krisis air yang cukup parah. Ada daerah yang termasuk indikator berwarna kuning yang artinya mengalami tekanan ketersediaan air, seperti di wilayah Jawa Tengah. Di wilayah Jawa Timur, indikatornya berwarna oranye yang artinya ada kelangkaan air. Sementara di wilayah Jabodetabek, indikatornya merah atau terjadi kelangkaan mutlak. Karena banyaknya faktor terkait masalah lingkungan dan alam maka pemerintah memutuskan memindah ibukota menjadi di luar pulau Jawa.

Pemerintah membuat kriteria khusus untuk wilayah ibukota baru Indonesia nantinya yaitu lokasinya strategis dimana secara geografis letaknya berada di tengah wilayah Indonesia, memiliki lahan luas milik pemerintah/BUMN perkebunan untuk mengurangi biaya investasi akibat pemindahan ibukota tersebut, lahan atau wilayah tersebut harus bebas dari bencana gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir, erosi, serta kebakaran hutan dan lahan gambut, selain itu perlu adanya ketersediaan sumber daya air yang cukup dan bebas pencemaran lingkungan, memiliki letak dekat dengan kota yang sudah ada, sehingga dapat berkembang untuk efisiensi investasi awal infrastruktur, meliputi akses mobilitas seperti bandara, pelabuhan dan jalan, memiliki pelabuhan laut dalam, sehingga dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim melalui konektivitas tol laut antar pulau, tingkat layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang memadai untuk dikembangkan, potensi konflik sosial rendah dan memiliki budaya terbuka terhadap pendatang dan memenuhi parameter pertahanan, dan keamanan.

Apa alasan pemerintah memilih pulau Kalimantan Timur dan wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kertanegara sebagai ibukota yang baru ? Tentu saja karena sesuai dengan kriteria khusus yang diinginkan oleh pemerintah. Seperti yang kita tau, Kalimantan berada di tengah -- tengah Indonesia, dan wilayah Panajam Paser Utara berada dekat dengan wilayah pantai sehingga keinginan untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim melalui konektivitas tol laut antar pulau dapat tercapai. Dilihat melalui segi wilayah Kalimantan tidak dilewati oleh patahan -- patahan, sehingga relatif aman. Karena Kalimantan merupakan salah satu paru -- paru di dunia yang dilindungi meskipun seringkali masih kecolongan, jumlah ketersediaan sumber daya air disana cukup dan juga bebas dari pencemaran lingkungan. Bagaimana menurut anda ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun