anggrek mekar dapat membuat hati gembira.Â
Melihat bungaMelihat pameran tanaman menjadi salah satu cara mengobati kerinduan akam bunga-bunga yang indah.Â
Anggrek itu, untuk saya, merupakan bunga yang istimewa. Melihatnya berbunga, seperti mengingatkan saya pada almarhumah Ibu yang menyukai anggrek. Dari beliau, saya belajar kesabaran. Bagaimana telatennya merawat bunga-bunga dengan penuh kesabaran. Menunggu bunga-bunganya berkembang dan mekar.
Bunga-bunga anggrek ini juga yang menemani saya ketika tinggal di pulau seberang. Tidak banyak yang dapat saya selipkan di koper, ketika berangkat ke seberang, agar tidak ketahuan petugas keamanan. Bunga-bunga itu dapat tumbuh dan berbunga dengan baik, setelah beberapa bulan beradaptasi dengan cuaca panas bumi seribu sungai.
Di sana pula saya berkenalan dengan beragam anggrek spesies Kalimantan. Ternyata di sana ada pula spesies anggrek bulan yang berasal dari Tanah Laut. Tanaman ini tumbuh dengan baik di Pegunungan Meratus. Namun, kabarnya keberadaannya mulai terancam. Penyebabnya bisa jadi karena hutan yang semakin berkurang atau keinginan untuk memiliki begitu kuat, sehingga banyak tanaman yang diambil.
Ketika di pameran saya melihat anggrek bulan dari Pelaihari, sekilas sepertinya sama dengan anggrek bulan yang pernah saya lihat di Jakarta. Ternyata anggrek bulan dari Pelaihari berbeda, meski bentuk kelopak bunganya nyaris sama.Â
Perbedaannya terletak dari masa berkembangnya yang cukup lama. Anggrek bulan dari Pelaihari dapat mekar hingga enam bulan, jika dirawat dengan baik dan benar. Selain itu dalam satu tangkai dapat tumbuh kuntum bunga hingga 25 kuntum.Â
Keunggulan itu tentu menarik minat para pencinta anggrek, saya pun berharap dapat memilikinya. Tentu saja anggrek bulan tersebut berasal dari tempat pembudidayaan agar tidak merusak habitat anggrek bulan. Memang saat ini proses pembudidayaan anggrek bulan Pelaihari masih terus dilakukan agar bisa mengurangi kepunahan anggrek bulan di habitatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H