Kota Banjarbaru dan Martapura terlihat lebih ramai. Masyarakat dari berbagai kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan mulai berdatangan. Mereka akan mengikuti kegiatan Haul Guru Sekumpul.
Sisa gerimis menemani pagi yang mendung. Aspal yang hitam tampak mengilap karena basah. Dibalut udara dingin, warga melakukan aktivitas dengan sukacita, termasuk saya. Pagi ini tetap menuju pasar untuk berbelanja.
Letak pasar sekitar 2 km, sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sekalian olahraga, begitu kata saya pada diri sendiri. Tetapi, pagi ini memilih menggunakan motor karena hujan bisa turun sewaktu-waktu. Saya tak suka terjebak hujan karena perut jadi lapar.
Sepanjang perjalanan, terlihat geliat kehidupan yang lebih dari biasa. Terlihat beberapa penggendara berplat luar kota melintas menuju arah Kota Martapura. Letaknya bersebelahan dengan kota tempat tinggal saya.
Rupanya para peserta haul sudah mulai berdatangan. Besok, 14 Januari 2024 akan diadakan haul ke-19 Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, Beliau merupakan guru besar yang dicintai banyak orang.
Tidak heran jika peserta haul datang dari berbagai penjuru kota. Tidak cuma dari Kalimantan Selatan, bahkan dari beberapa pulau di Indonesia. Saya ingat tahun lalu ketika haul kembali digelar setelah pandemi, jalanan macet saking banyaknya peziarah atau peserta haul. Sesuatu gang luar biasa bagi Kota yang jalannya selalu lancar.
Walau harus antre agar bisa lewat, tidak ada yang marah. Semua menerima dengan senang hati. Bahkan bisa dikatakan penduduk Kota Banjarbaru sudah mempersiapkan diri. Banyak sekali hal yang dilakukan secara bersama-sama.
Para pemimpin Kota, Kepolisian, dan panitia sudah mengadakan pertemuan sejak tahun lalu untuk persiapan haul. Memperkirakan jumlah peserta haul yang datang, menyiapkan peta jalan yang akan dilalui peserta haul, kantung parkir, papan petunjuk jalan, menyiapkan tempat menginap bagi peserta haul (biasanya di kantor-kantor milik pemerintah), bis untuk mengantar peserta hingga batas yang ditentukan, dan berkoordinasi dengan perwakilan masyarakatÂ
Menjelang hari yang dinanti, warga bersiap. Ada yang mendirikan posko dan tempat istirahat bagi para peserta haul. Tempatnya tersebar. Jaraknya tidak terlalu berjauhan. Umumnya tempat istirahat ini terbuat dari tenda besar dan dilengkapi dengan kursi dan meja.Â