Sejak pagi saya merenung. Mencari kisah yang pantas untuk menuliskannya kembali di sini. Kisah yang mampu memberi inspirasi pada bulan ramadan.
Namun hingga siang, tak satu pun yang muncul. Rasanya agak jengkel karena waktu terus berjalan dan membiarkannya berlalu adalah bukan pilihan. Saya ingim bisa menulis setiap hari.
Sambil memandang ranting yang bergoyang dimainkan angin, saya teringay sebuah kisah, namun sunggih kisahnya sangat tak berbatas waktu. Tidak terkotakan oleh sekat apa pun. Kisah ini bisa dikatakan timeless.
Kapan saja, saya bisa mengambil manfaat dari cerita tersebut. Tentang kerja keras, tentang ketabahan, tentang impian yang menjadi nyata, tentang rasa syukur atas karunia Tuhan.
Kisah ini saya dapati dari media sosial pribadi. Entah bagaimana kami jadi berteman. Semula saya hanya membaca asal lalu status-statusnya yang sesekali muncul di beranda.
Dia membagikan proses pembuatan usaha yang dirintisnya dengan kata-kata yang sederhana. Padahal usaha yang dibangunnya bukan sembarangan.Â
Pelan-pelan ia mengungkapkan bernagai halangan yang dihadapi. Lagi-lagi dengan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami. Bagaimana sikap teguhnya mengikuti ketentuan dapat menyelamatkan perjalanan usaha skincare yang baru dimulai dari angin yang bertiup.
Perempuan itu berusaha sekuat tenaga mengembangkan usaha agar bisa memberi kebaikan, baik untuk dorinya sendiri maupun orang lain.
Saya berharap bisa mengikuti jejalnya, memberi kebaikan untuk orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H