Mohon tunggu...
Utari Eka Bhandiani
Utari Eka Bhandiani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang yg bercita-cita membawa perubahan bagi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harapan Kepada Penguasa Baru

23 Juli 2014   19:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:27 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepada para penguasa yang telah duduk ditahta sana. Kenapa kalian begitu berambisi mendapatkan posisi penguasa? Masih ingatkah janji yang telah kau berikan kepada kami para rakyatmu ini? Masih mau pedulikah kalian terhadap nasib kami? Setiap lima tahun sekali kami sangat berharap terhadap para penguasa yang baru yang menciptakan perubahan untuk kemaslahatan dinegeri agar lebih maju. Kami sudah lelah dengan berita-berita yang kau tebar dilayar kaca ataupun diberbagai media. Semua kasus yang telah kau lakukan seperti artis ibukota. Kau melakukan kesalahan,tapi sayang rautmu justru begitu senang. Dan kami sempat bertanya, apakah seperti ini kah para penguasa negeri kita ?

Mengapa begitu banyaknya permasalahan korupsi dikalanganmu wahay para penguasa? Begitu banyak uang yang kau rampas dari kami, untuk kepentingan kesejahteraan kami. Masih kurangkah pendapatan yang kau dapatkan? Hingga kau tega mengambil hak kami semua. semua uang kami kau rampas. Sektor pertanian, ekonomi, pariwisata, kesehatan, pedidikan bahkan agama pun juga kau lahap semua uangku. Kami disini berjuang untuk mengepulkan asap didapur kami, untuk makanpun kami rela banting tulang siang malam. Tapi kami bukan kerbau kami bukan keledai yang hanya mau makan enak dan tidur nyenyak. Kami juga butuh pendidikan dan kesehatan hei para penguasa. Kami ingin menjadi orang yang berpendidikan, kami tidak ingin terus dibodohi dan dibohongi. Kami juga ingin kesehatan, kami tidak ingin penyakit menggerogoti tubuh kami yang akan menghambat karya kami.

Kami memilihmu bukan karena lotrean, kami mengharapkanmu bukan karena kekayaan. Reformasi sudah berlalu, rezim penguasa lama sudah tumbang. Tapi kenapa budaya terdahulu masih saja ada? Apa memang jaman sekarang yang sudah rusak. Rusak hatinya, rusak moralnya, rusak otaknya. Atau karena idealisme para pemimpin kami yang salah arah, idealisme kesejahteraan rakyat berubah menjadi kesejahteraan sendiri. Semua peraturan dibuat untuk kepentingan pribadi. Kabar – kabar dari luar sana tentang negeri ini begitu menyedihkan, apakah kau tau itu para penguasaku? Kita dikenal oleh bangsa lain bukan karena prestasimu, tapi karena tindak tandukmu. Aku tak tahu harus mengibaratkan tingkah apa ini, seekor tikus berdasi? Ibarat itu sudah menjadi sarapanmu tiap hari.

Dimanakah sosok para penguasa yang sesungguhnya? Kemanakah kami harus mencari sosok penguasa yang bermoral. Yang peduli akan nasib rakyatnya, yang mengerti akan amanah yang diembannya. Masih adakah pemimpin yang dapat menjadi panutan, sosok pemimpin yang kami jadikan tuntunan

Didalam hati kami bertanya. Masih adakah generasi penerus bangsa ? Ah, untuk generasi penerus bangsa itu banyak. Penerus-penerus pemimpin yang mementingkan diri sendiri, penerus-penerus pemimpin yang tidak memiliki hati. Dan terkadang kami merenungi. Apakah ada generasi pengubah bangsa untuk negeri kami? Mengubah semua budaya dari tetua yang telah mendarah daging. Mengubah hati para pemimpin.

Harapan kami terhadap peranmu tak pernah habis, harapan kami agar kau menepati janjimu terus aku nanti. Kepada para penguasa bisakah kalian berjuang untuk nasib kami ?????

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun