Akhir-akhir ini banyak berita mengenai ISIS yang mulai masuk di Indonesia, keberadaannya begitu dikhawatirkan oleh dunia karena caranya yang radikal. Sebelumnya apa sih ISIS itu,
ISIS awal mulanya " Negara Islam (di) Irak dan Syam (Bahasa Arab: الدولة الاسلامية في العراق والشام / al-Dawlah al-Islāmīyah fī al-ʻIrāq wa-al-Shām,Bahasa Inggris: Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL) atau Islamic State in Iraq and Syria atau Islamic State in Iraq and al-Shām (ISIS)) adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak diakui di Irak dan Suriah. Ada beberapa nama untuk menyebut kelompok militan di Irak dan Suriah ini. Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat sebagai "Negara Islam di Irak dan Levan" atau ISIL yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and the Levant. Beberapa media menyebutnya "Negara Islam di Irak dan Suriah" atau ISIS yang merupakan singkatan dari Islamic State in Iraq and Syria.[2] Kelompok ini dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin[3] dan Al-Qaeda di Irak (AQI)[4], termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengakuSunni. " ( wikipedia )
Keberadaan ISIS sangat mengancam keberagaman Indonesia, dengan cara pandangnya yang radikal yang berambisi membentuk negara Islam di Indonesia. Lalu kenapa keberadaan muslim yang terancam? Bukankah keberadaan agama lain yang lebih terancam? Pasti pertanyaan itulah yang ada dibenak kalian. Dengan cara ISIS yang radikalis, yang berfikiran harus memusnahkan orang-orang kafir dalam arti orang kafir disini orang yang non muslim. Sudah menjadi asumsi sejak awal, karena asumsi inilah mungkin pihak pemerintaha sudah mempersiapkan pasukan untuk mengamankan setiap tempat-tempat peribadatan atau tempat yang rawan akan di “musnahkan” oleh pihak tersebut. Sehingga potensi-potensi tersebut bisa diminimalisir, karena potensi tersebut sudah nampak dimata.
Dan kenapa muslim yang terancam?Keberadaan ISIS yang merekrut anggotanya mulai dari dewasa hingga kalangan mahasiswa dengan cara pembai’atan, membuat sebagian orang takut untuk mendalami agama islam sendiri. Takut jika salah mendalami agama, takut jika menjadi orang yang lupa keluarga, takut jika akhirnya menjadi seorang terorisme. Sehingga orang menjadi enggan untuk mendalami lebih lanjut.
Dan masalah ini juga ancaman bagi kaum muslim, ancaman karena seorang muslim takut mendalami ajarannya sendiri. Lebih memilih cara yang “aman” dengan mengikuti tradisi yang sudah ada. Bukankah tuhan telah menurunkan ayatnya agar manusia lebih kritis terhadap suatu hal, dan harus mengetahui sesuatu dengan dasar pengetahuan
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦
36. Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya ( QS. Al-Isra’ 17 : 36 )
Sehingga , dengan adanya peristiwa mengenai ISIS akhir-akhir ini bisa kita pelajari kembali. Jangan menyama-ratakan suatu hal, sebelum mengetahui seluk beluknya.
ISIS di luar negeri mungkin sudah mulai menancapkan kukunya untuk membangun negara islam, terutama negara-negara yang penduduk kaum muslimnya banyak. Mereka beranggapan negara Islam adalah negara yang dirahmati oleh Tuhan. Tapi apakah benar demikian? Apakah cara-cara kekerasan membawa kerahmatan untuk sesama?
Nabi kita Muhammad SAW dalam menyampaikan ajarannya dalam menyebarkan agama Islam tak pernah sekalipun menggunakan cara kekerasan. Bahkan pada masa awal beliau menjadi nabi, ia menyebarkan secara diam-diam karena belum ada kekuatan secara internal. Saat sudah hijrah di Madinah pun, meskipun kekuatan Islam mulai menguat tak pernah beliau menggunakan cara-cara kekerasan. Walaupun pun berperang tetap ada persyaratan siapa saja yang tidak boleh dilukai dalam peperangan. Beda halnya dengan ISIS. Mereka menggunakan nama Islam, tapi cara-cara yang digunakan sama sekali tak mencerminkan diri orang Islam. Bahkan lebih condong kearah “preman”. Merampok, menculik, merampas, membunuh dan sebagainya.
Keberadaan ISIS memang mengancam semua pihak. Mengancam keamanan, mengancam stabilitas politik, bahkan mengancam agama mereka sendiri, agama Islam. Sehingga kita harus pintar-pintar memilah sikap apa yang akan kita lakukan. Apakah dengan cara berdemo, membakar ban, berteriak lantang menolak datangnya ISIS yang sejatinya bukan malah membantu tapi sama saja merusak. Atau memilih bertindak untuk lebih kritis, obyektif, dan terbuka agar tidak salah mengambil sebuah keputusan?
“ Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir “ ( QS. Al-A’raaf 7 : 176 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H