[caption id="attachment_119786" align="alignright" width="300" caption="always inspiring"][/caption] [caption id="attachment_119785" align="alignright" width="400" caption="always inspiring"]
[/caption] Entah sejak kapan, saya selalu menyukai kisah cinta fiksi. Yang ceritanya mirip2 kehidupan nyata *mirip2 kisah saya sebenarnya:p, dan biasanya berakhir dengan happy ending. Padahal, berani bertaruh, tidak semua kisah berakhir indah ya,,itu kan bisa2nya penulis ajah, hehe... Saya mulai membaca karya2 Dewi Lestari atau sebagai penulis lebih dikenal dengan sebutan 'Dee' semenjak saya SMU, dengan
buku romannya SUPERNOVA-Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh. Dan entah bagaimana caranya, kisah ini turut mengilhami saya dalam menjalani kisah cinta saya dengan mantan kekasih,hahaaaha. Itu dulu, waktu saya masih sangat muda,, selalu saja mengkait2kan kehidupan sehari2 dengan kisah dari sebuah buku! Bayangkan, mengibaratkan diri saya sendiri sebagai tokoh wanita utama dalam buku cerita!hehehe..itu mimpi namanya, karna biasanya, kisah dalam buku, pasti akhirnya akan happy ending. Namun, setelah beberapa waktu lamanya Dee tidak melanjutkan kisah SUPERNOVA-nya (setelah Akar dan Petir), kaki saya mulai kembali menjejak tanah, back to reality, belajar, kalo tidak semua kisah hidup bisa 'by the book',hihi..sampai suatu hari.. Seorang teman kuliah berkata, "Ai, tokoh utama wanita di buku Perahu Kertas nya Dee, mirip banget sama kamu lhoh", dan saya " masa sih?", Teman,"iya, kecil, lincah, bawel gituuuu",,hahaha,,dan saya yang begitu penasarannya mencoba mencari tau, apa benar segitu miripnya saya dengan tokoh utama itu. Dan seperti kebiasaan saya selama ini, walaupun hobi membaca, tapi teteup usaha pertama adalah cari buku yg bisa dipinjam, hehe*ini gak modal namanya, tapi alhamdulillah,,ketemu! "Perahu Kertas" Dee,,dan kembali, saya terbuai impian, bahwa sayalah, sang tokoh utama, KUGY. Dimulai sejak halaman pertama, saya mulai berselancar, dengan membayangkan saya adalah KUGY ALYSA NUGROHO, sang tokoh utama wanita yang digambarkan sebagai anak perempuan menjelang kuliah dengan kepribadian lincah, mungil dan cuek serta agak tomboi. Kalo dilihat dari deskripsi yang sedikit itu, emang mirip sih, tapi begitu melihat karakter yg menyusul, mulai bedaaa,,,,si Kugy ini, suka sekali dengan dongeng, dan anak2,,lah kalo saya??? komik bolehlah, tapi kalo dongeng,paling sangkuriang, itu juga ga tamat, msh bingung apa bener yang dibunuh di Sangkuriang itu bapaknya atau anjing peliharaan ibunya..;p..dan anak2, saya lebih suka menjitak atau menggigiti bayi2 mungil daripada membacai mereka dongeng,,hoho...*warning for children,hihi.. Tapi soal kemiripan tokohnya dengan saya, itu bisa dikesampingkan, karna si Kugy ini kedengerannya cantik, beda ama saya,haha..yang paling penting adalah, isi ceritanya, dan pesan yang bisa kita ambil dari buku ini.Sepertinya si kalo dilihat sekilas, cerita ini seperti kisah roman ABG biasa, beda dengan cerita2 Dee sebelumnya yang agak berat. Tapi, yang ringan dan romantis ini sangat menghibur saya, karna jadi gak perlu mikir bacanya *karna kapasitas otaknya sedikit:p,,dengan sentuhan humor dan kisah sedih yang serasi, juga ada perjuangan yang ditampilkan disitu, gak melulu, tokoh utama langsung berhasil mendapat apa yg mereka mau. Dan untuk kesekian kalinya, saya menyama2kan kisah ini dengan kehidupan sehari2 saya..*mimpi lagiiii:p..Jadi, si Kugy ini, punya kenalan seorang cowok yang kalem abis, ganteng, pintar, pokonya 180 derajat kebalikan dirinya. Tapi entah kenapa mereka bisa cocok, nahhhhh kebetulan, waktu lagi baca buku ini, saya juga lagi naksir cowok kalem, cool, ganteng,,wkwkwkwkwk,,jadi saya sama2in aja deh,, bedanya, kalo akhirnya si Kugy ini happy ending, saya the end..hahahaa..*curhat colongan Ada satu quote yang akhirnya jadi kalimat favorit kami,*saya dan si cowok ganteng, "karna hati tidak perlu memilih, dia selalu tau kemana harus berlabuh",,tapi, pada kenyatannya, dia yang sudah menemukan pelabuhannya, dan saya masih mendayung, mencari, sambil melambaikan tangan padanya. Yahhhhh,,intinya, kalo di "Perahu Kertas", kita diajarkan caranya berjuang demi cinta dan juga kebebasan menentukan pilihan masa depan, maka lain lagi dengan buku Dee yang terbaru yang diberi judul "Madre". Waktu buku "Madre" ini digembar-gemborkan akan segera terbit, saya langsung saja pesan secara online. Karna dijanjikan akan dapat plus tanda tangan Dee, jika pre order. Dan benar saja, begitu bukunya datang, ada tanda tangannya Dee! *walau saya ngebayangin, gak cape apa doi, tanda tangan segitu banyak..dan kali ini, saya gak minjem saudara2!,tapi,,,,dibeliin...hahahahaha*intinya sama aja,gak modall:p Gak seperti biasanya, kalo ada buku baru, saya langsung habiskan hari itu juga, berhubung saya agak sok2 sibuk, jadi buku itu belum sempet terbaca. kalo baca dari resensinya sedikit si, saya msh agak2 bingung, jadi suatu malam, saya putuskan, untuk mulai berselancar dengan "Madre". Dan ternyata saudara-saudaraaaa....... penasaran saya terjawab sudah! Selama ini saya bertanya, "Madre" itu apa sih??, Jadi,,,,Madre itu ternyata adalah biang untuk membuat roti. bukan nama seorang putri raja, atau perempuan cantik impian semua pria, tapi Madre adalah campuran tepung, terigu dan ragi yang digunakan sebagai biang atau master lah istilahnya, untuk membuat berbagai macam rotiiiiiii.....! Waw,,kali ini, saya tidak menyama2kan kisah hidup saya, karna memang saya ga bisa membuat roti,*jangankan rotiiiiii,,telor dadar aja msh acak2an..Saya takjub karna ternyata, Dee bisa membuat cerita tentang biang roti, dengan sebegitu menariknya, dan inspiratif. Jadi kesimpulan dari "Madre" ini, kita diajarkan strategi bisnis untuk usaha turun temurun, dengan tetap melestarikan usaha turun temurun, tapi modern dan tidak kehilangan keaslian dari usaha nenek moyang. Ada siii diselipkan kisah cinta sedikit, tapi gak mirip kali ini dgn kisah saya,,hahahaha... Abis baca "Madre" ini, jadi kepikiran mau makan roti Tan Ek Tjoan yang sudah ada dari jaman dahulu itu, dulu si sempat liat ada di daerah Cikini, tapi belum sempet nyobain. Setelah saya tanya Mba Dee pun*via twitter(saya sampe lompat2 liat mention saya dibales:p), ternyata roti dalam bukunya bukan roti Tan Ek Tjoan, cuma sama2 Tan-nya aja:) Jadi, selain punya impian mau punya cafe coffee sendiri, saya juga mau jadi penulis walaupun belum pingin jadi pembuat roti. Semoga selalu ada jalan untuk semua niat baik dan impian, selamat membaca! *Perahu Kertas dan Madre maksud saya, bukan tulisan saya ini :p, dan selamat berjuang, untuk cinta:))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya