Mohon tunggu...
Utari Dewi
Utari Dewi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wanita, setengah muda, dgn impian & harapan penuh untuk berbahagia bersama orang2 disekelilingnya.. semoga..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Diam Pun, Kamu Ada

16 Februari 2011   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:33 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1297842776740343406

Hai Keenan, Ini sudah ke-sekian kalinya ya, Saya membuatmu bingung dengan sikap diam Saya. Dan Saya yakin, Kamu merasa Saya tidak adil, karena begitu asyik berdiam, sedangkan membuatmu berpikir tidak karuan diluar sana. Andai saja Kamu tau, Dalam diam pun, Kamu mengisi seluruh ruang Saya.. Ahh Keenan, Saya jadi teringat ketika pertama kali bertemu dgn Kamu dulu, Kamu bahkan lebih pendiam. Hanya bicara seperlunya tanpa basa-basi. Membuat Saya yg hiperaktif ini hanya bengang-bengong, mati gaya.. Butuh waktu yg tidak sebentar pula untuk meluluhkan hatimu kan, Membuat Kamu sekedar memalingkan wajah saat Saya melintas, atau, Membuat Kamu sekedar tersenyum simpul pada Saya sambil memamerkan deretan gigi-mu yang putih tanpa kawat,,hehe.. Saya mengingatnya, Rasanya sejelas jika Saya melihat Kamu berdiri didepan Saya, saat ini, Bisa mengenalmu, ibarat tertimpa durian runtuh, Sakiiitttt,, tapi Saya suka bukan mainnn..:) Karena termasuk langka bagi Saya, tidak bisa mencicipinya setiap hari, paling-paling hanya mampu Saya pandangi dan hirup harumnya. Kamu begitu untouchable,,jiaahhhh,,bener ga tuh? Makanya waktu Kamu ga sengaja, minta Saya untuk pakein Jam Tangan Kamu, hati Saya sudah dag dig duar luar biasaaaaa,,hahahaa,, padahal, itu cuma karena Kamu lagi nyetir ya,,jadi ga bisa pake sendiri,,*GR Saya.. Kadang Saya masih bertanya-tanya, apakah ini nyata, atau mimpi yg menggoda saja. Rasanya jika ini mimpi, Saya tidak mau bangun, sampai Ibu Saya menyiram Saya dgn air. Dan Saya harap, itupun terjadi setelah Saya menggalami Happy Ending sama Kamu,,hahahaha,,maksaaa... Tapi kenyataan kan tidak selalu sesuai keinginan ya Kee', Akhir-akhir ini, Saya merasa, energi kita terkuras terlalu banyak untuk hal2 sepele yg kita permasalahkan, padahal dulu Kita bahagia hanya dengan saling sapa tak sengaja, atau sedikit llirikan mata, atau sekedar sms sepatah kata, Kamu sadarkah, Kita kehilangan momen, Kita kehilangan Kita, Yang dulu. Bukan Saya tidak mau maju, Tapi Saya tidak ingin semua hanya jadi kebiasaan, karena sudah terbiasa, Saya merindukan chemistry, Saya merindukan adrenalin Saya saat bertemu pandang mata denganmu yang hanya sedetik tapi menyimpan berjuta makna, Saya merindukan Kamu, Yang diam-diam merindukan Saya, Percayalah,, Dalam diam pun, Kamu ada, dan tinggal Keenan.. [caption id="attachment_90330" align="aligncenter" width="575" caption="Selalu tentang Kita K&K"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun