Mohon tunggu...
Utari Nalurita
Utari Nalurita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Utari Nalurita

Selalu Jujur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bawang Merah sebagai Maskot Pertumbuhan Ekonomi di Desa Kakatpenjalin

18 Januari 2022   17:30 Diperbarui: 18 Januari 2022   17:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bawang Merah Sebagai Maskot Pertumbuhan Ekonomi di Desa Kakatpenjalin
Oleh : Utari Nalurita


Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 kini terlihat sangat pesat di Desa Kakatpenjalin, seiring dengan berjalannya waktu masyarakat mulai menambah ide kreatif  untuk melakukan pembaharuan dalam bidang pertanian, keadaan alam yang sangat mendukung yakni memiliki tanah yang cukup subur sehingga memungkinkan masyarakat desa untuk melakukan kegiatan bercocok tanam dengan menanam bawang merah. Di mulai pada tahun 2012 yang mulanya ada seorang warga masyarakat mencoba untuk melakukan penanaman bawang merah dengan kesungguhannya ia berharap keinginannya menjadikan desa Kakatpenjalin sebagai komoditas pemasok bawang merah yang terkenal dan langkahnyapun menjadi sorotan warga masyarakat lainnya yang juga mencoba untuk memulai bisnis tersebut. Kita semua tahu bahwa memulai usaha tidak semudah yang di bayangkan untuk itu masyarakat desa selalu belajar dan terus berinovasi. 

Tahun pertama dan kedua belum terlihat menonjol keberadaan bawang merah di Desa Kakatpenjalin, ini karena semua tahu bahwa banyaknya persaingan pasar di luar daerah lain, untuk itu para petani tidak langsung menyerah dan berputus asa begitu saja dan dengan keadaan tersebut para petani malah menjadikan moment ini sebagai tombak semangat yang lebih tinggi lagi sehingga terus mencari ide ataupun inovasi dengan memikirkan keinginan konsumen di era sekarang ini. Tahun pertama bawang merah ukurannya tidak begitu besar untuk itu petani berfikir bagaimana cara menarik konsumen untuk membeli produknya dengan mencari tahu pupuk yang cocok untuk bawang merah sehingga menjadikan ukurannya lebih besar, setelah percobaan kesekian kali akhirnya salah satu warga berhasil menjadikan bawang merah tersebut memiliki ukuran yang besar. 

Dan ia memasarkannya dari berbagain sumber tidak hanya melalui tempat ke tempat lain melainkan dari media sosial karena melihat keadaan masyarakat sekarang ini yang tidak lepas dari penggunaan handphone serta media sosial dan tahun demi tahun produk ini lebih di kenal banyak orang tidak hanya dari sekitar desa tersebut melainkan dari berbagai kota di Indonesia, sehingga permintaan pasar yang terus melonjak dan warga masyarakat di Desa Kakatpenjalin rata-rata memilih untuk bercocok tanam bawang merah melihat bisnis tersebut cukup menjajikan yang kebanyakan menanam padi kemudian lahannya di ganti untuk bercocok tanam bawang merah dan permerintah Desa tidak tinggal diam melihat kemajuan ekonomi ini di desannya yang sangat pesat sehingga permerintah desa memberi wadah para petani di Desa dengan di sediakannya bibit mawang merah tanpa harus membayar dahulu sehingga lebih memudahkan masyarakat untuk melakukan cocok tanam bawang merah. 

Dengan terus melakukan inovasi maka produk bawang merah menjadi berbagai macam tidak hanya bawang merah mentah saja melainkan di jadikknya produk Bawang Goreng dan di beri label sehingga saat proses pemasaran konsumen lebih tertarik untuk membelinya dan ada juga produk parsel atau bingkisan bawang merah sebagai oleh-oleh ataupun hampers untuk acara tertentu. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat secara signifikn kini ekonomi juga bertumbuh dengan pesat di Desa Kakatpenjalin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun