Mohon tunggu...
Utami Ilham
Utami Ilham Mohon Tunggu... pegawai negeri -

ingin menjadi orang yang arif dan bijaksana

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akhirnya Saya Bisa

25 Mei 2014   18:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam birokrasi Pemerintahan, dikenaljabatan karier yaitu jabatan dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu Jabatan Struktural dan jabatan fungsional. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi, kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah yaitu Eselon IVb hingga tertinggi dari level Eselon Ia.

Sepuluh Tahun sudah saya bekerja di KPU kabupaten Bondowoso, tentunya banyak sekali lika –laku perilaku, watak dan karakter pimpinan dan bawahan yang saya alami. Dari pergantian 4 (empat) sekretaris sampai pergantian 2 Periode anggota KPU dan Pergantian Antar Waktu. Tepatnya tanggal 19 Mei 2014. Pelantikan jabatan untuk eselon IVa datang menghampiri. Dari sekian nasib staf di KPU Kabupaten Bondowoso, sayatelah menjadi salah satu staf yang bernasib baik pagi itu. Dengan hati yang berbunga-bunga dan seiring doa yang kupanjatkan ...Allah telah mendengar doaku.

Persoalan Jabatan tidak lepas dari persoalan politik di internal pemerintahan baik di tingkat pusat, provinsi dan daerah. Pada hakekatnya, jabatan adalah sebagai bentuk reward bagi para pegawai yang telah berprestasi dan mempunyai masa jabatan tertentu. Namun, jabatan di pemerintahan seolah menjadi tujuan utama bagi para pegawai pemerintahan. Sehingga tak jarang bagi para pegawai yang ambisius akhirnya melakukan banyak usaha dalam melakukan praktik jual beli jabatan. Jabatan bagaikan barang yang bisa ditukar dengan rupiah ( politic transaksional ). Yang pada akhirnya, menggeser bagi para pegawai yang benar-benar bekerja dengan sungguh-sungguh, disiplin dan berprestasi. Dan ini sama saja dengan menggeser hak orang lain.

Masih kuingat, kata – kata dari sebagian teman di pemerintahan, kalo mau punya jabatan harus punya 3D yang artinya dekat, duit, dukun ada pula yang bilang doa.Dekat menggambarkan bahwa pegawai harus punya kedekatan atau conection (jaringan) dengan seorang petinggi dalam rangka untuk memudahkan proses kenaikan jabatan. Duit , ini menjelaskan bagaimana apa dan dapat apa atau sebut dengan politik transaksional. Bila pegawai ingin mendapatkan jabatan atau naik jabatan tertentu maka sang petinggi akan mendapatkan apa dari transaksional tadi. Dukun atau doa....wah kalo yang satu ini adalah usaha terakhir. Bagi para pegawai yang stress atau yang berambisius pasti datangnya ke dukun. Tapi bagi pegawai yang memasrahkan dan percaya ini adalah takdir allah atau rejeki , maka dia akan banyak – banyak berdoa....salah satunya aku. Hehehe....( tapi doanya gak minta dapat jabatan...doanya minta dikasih banyak rejeki ) nah...yang satu ne...rejeki nomplok.

Penilaian Kinerja PNS

Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan atau ketidak berhasilan seorang Pegawai Negeri Sipil, dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dalam melaksana-kan tugasnya. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain pengangkatan, kenaikan pangkat, pengangkatan dalam jabatan, pendidikan dan pelatihan, serta pemberian penghargaan.

Unsur-unsur yang dinilai dalam melaksanakan penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah :


  1. kesetiaan;
  2. prestasi kerja;
  3. tanggungjawab;
  4. ketaatan;
  5. kejujuran;
  6. kerjasama;
  7. prakarsa; dan
  8. kepemimpian.

Selama sepuluh tahun saya kerja di KPU Kab. Bondowoso dengan berbagai polemiknya. Dengan berbagai kebijakannya dan dengan dinamika sosial di didalamnya. Kerja pagi pulang malam bahkan sampe pagi pun keturutan dikala pemilu mulai berlangsung. Pemilu dari Tahun 2004, 2009 sampai 2014 tentunya sudah menjadi warna dan dinamika tersendiri bagi saya pribadi. Jungkir balik dalam bekerja, mulai dari berkerja di atas meja sampe menjadi manol (kuli) di gudang KPU yang badan rasanya pegel-pegel gak karuan ditambah otot otot rasanya mau putus, dan yang namanya otak dipake mikir sampe nyutt...nyuttan.... alhamdulillah, semua telah terbayarkan dengan rupiah Allah. Allah telah melakukan transaksional dengan umatnya yang telah bekerja dengan baik.

Dari 3D, yang saya sebutkan insya allahsaya masuk “D” yang terakhir yaitu Doa, karena hanya inilah yang kupunya. Doa ku dan Doa kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya mengiringi langkahku dalam bekerja. Saat ku telepon bapakku menyampaikan kabar gembira ini........bapakku dan disisinya adalah ibuku seraya menangis tersedu-sedu dengan melakukan sujud syukur ketika mendengar saya diangkat untuk duduk dieselon IVa. Sedikit lebay memang, iya ....bapakku hanya seeorang tukang bangunan yang kini sudah jarang bekerja karena termakan usia, emakku (ibu) bekerja menjual sayuran dan ikan (pracangan) kecil-kecilan dirumah ...tentunya berita ini menjadi hal yang luar biasa bagi kedua orang tuaku. Cita – citaku ingin membahagiakan mereka berdua di masa senjanya kini....seiring doa yang kupanjatkan dan disambung Doa kedua orang tuaku, saya berhasil di titik awal. Saya berkeyakinan bahwa bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh , jujur , setia dan tanggung jawab kelak akan memberikan jawaban atas prestasi yang telah dibuat. Buat bapak Sekretaris KPU Kabupaten Bondowoso Drs. H. Adam, M.Pd...saya ucapkan terima kasih yangsebesar-besarnya atas penilaian kinerja saya , karena tanpa beliau saya tidak akan seperti saat ini.

Terima kasih ya Allah.....engkau telah memberikan kepada hambamu rejeki yang luar biasa. Semoga hamba bisa menjalankan amanah yang Kau berikan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun