Mohon tunggu...
Utami Ilham
Utami Ilham Mohon Tunggu... pegawai negeri -

ingin menjadi orang yang arif dan bijaksana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masih Ada Dosen yang Menawarkan Beli Skripsi

20 Juni 2014   15:41 Diperbarui: 4 April 2017   15:14 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai paradigma baru, dosen memiliki tugas yang tidak ringan. Sebab, dosen tidak hanya berkewajiban mengajar akan tetapi juga membimbing mahasiswa agar yang bersangkutan memiliki kompetensi yang relevan dengan keahliannya. Tidak hanya sekedar itu, akan tetapi juga memiliki tanggung jawab pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian yang semestinya dilakukan secara terus menerus. Bagaimana dosen akan dapat membimbing untuk mahasiswa agar menemukan sesuatu yang baru,  jika dosennya sendiri tidak melakukan riset,  baik kepustakaan ataupun lapangan.

Tanggung jawab dosen yang relatif berat adalah melakukan penelitian secara serius. Di dalam hal ini, maka seorang dosen memanggul tugas untuk menemukan konsep atau teori yang sesuai dengan bidangnya. Sehingga ketika ditanya apakah temuan saudara sebagai dosen di dalam pengembangan ilmu pengetahuan, maka yang bersangkutan bisa menyatakan dengan tegas, ini temuan saya. Dan temuan akademis itulah yang kemudian menjadi kekuatan akademis lembaga atau institusi pendidikan dimana yang bersangkutan mengabdi di dalam dunia akademik.

Saya, seorang dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di salah satu Universitas Swasta . Skripsi adalah kegiatan penelitian mahasiswa dan harus dilaporkan dalam bentuk tulisan yang sesuai dengan metodelogi penelitian. Dalam proses pembuatan Skripsi, Disini banyak para mahasiswa yang selalu mengeluh mengalami kesulitan dalam meneliti baik dari teknis penelitiannya maupun dari metodelogi penelitiannya. Tugas saya, sebagai dosen pembimbing berusaha agar bagaimana mahasiswa menjadi lebih mudah dan mengarahkan agar penelitiannya tidak terlalu sulit dan rumit berdasarkan kemampuan mahasiswa baik materi, tenaga dan fikiran. Namun, dengan bolak baliknya mahasiswa yang pada saat bimbingan ke saya akhirnya di simpulkan bahwa bimbingan yang bolak balik di corat coret menjadi terkesan dipersulit. Padahal, secara logika mahasiswa dibimbingdan tulisannya di corat – coretkedepan agar menjadi sebuah pelaporan penelitian yang baik dan kualified. Saya pribadi juga menyadari bahwa saya sebagai dosen pembimbing yang menjunjung tinggi disiplin sistematika penelitian dan penulisan, yang ini merupakan bumerangtersendiri bagi sebagian mahasiswa. ( yaa....saya taunya dari sebagian mahasiswa yang menyampaikan keluhannya teman-temannya kepada saya). Namun suatu saat, kamu pasti tau apa maksud saya menjaga disiplin tersebut dan sejauh apa tanggung jawab saya terhadap skripsi kalian semua.” Sahutku kepada mahasiswa.

Pernah suatu ketika, saya mendapat informasi dari beberapa mahasiswa saya, yang bimbingannyadari salah satu Dosen . Sebut saja Dosen A, informasi yang saya dapat, bahwa dosen A tersebut membantu bimbingan Skripsi mahasiswa dengan cara menjual skripsi ( membuatkan skripsi ) kepada seluruh mahasiswa bimbingannya. Disini, mahasiswa diberi kemudahan seperti tidak udah pakai bimbingan tau – tau langsung jadi.

Psikologi mahasiswa saat penulisan Skripsi,

Pada masa penelitian dan penulisan skripsi, banyak mahasiswa yang mengalami stress berat, hal ini ditandai dengan keluhan – keluhan mahasiswa dengan berbagai problematikanya. Stres akan pembayaran perkuliahan yang sudah mendekati masa wisuda, yang akhirnya harus mencari kesana kemari untuk bisa memenuhi kewajibannya. Stres akan waktu, pikirandan tenaga, banyak sekali mahasiswa yang harus bergelut dengan waktu, bergelutdenganpikiran dan tenaga yang terpecah – pecah yaitu keluarga, pekerjaan dan perkuliahan.

Dari Spikologi Mahasiswa pada saat Skripsi diatas : yang pada akhirnya banyak mahasiswa yang ingin sekali mencari jalan pintas ( membeli skripsi ), sehingga tawaran dari Dosen A tersebut diterima tanpa ada rasa tanggung jawab sebagai bentuk laporan akhir mahasiswa. Yang pada akhirnya juga, membuat sebagian mahasiswa yang lain merasa iri hati, karena Dosen A bisa memberikan kemudahan kepada mahasiswa bimbingannya, sementara saya tidak memberi kemudahan kepada mahasiswa bimbingan saya ( dalam arti menawarkan pembelian skripsi ). Mahasiswa pun juga dibuat ciut, karena saya memberikan bimbingan yang menurut mereka sangat rumit dan susah sekali.

Pada Akhirnya, Mahasiswa mengerti ..................

Jum`at, tanggal 6 Juni 2014, Pukul 01.00 adalah awal dari pertarungan mahasiswa di meja sidang dihadapan para penguji. Mahasiswa dengan jantung berdebar menanti giliran untuk maju ke meja ujian. Satu per satu mahasiswa bergantian di uji oleh masing-masing dosen penguji. Nampak raut muka, gelisah, resah, takut berbaur menjadi satu saat itu. Tentunya banyak sekali coretan yang dilakukan oleh penguji, tentunya banyak skripsi yang yang dibabat habis karena mahasiswa yang tidak mampu mempresentasikan. Mahasiswa yang benar – benar menulis dan mendapat bimbingan sesuai disiplin sistematika penelitian maupun penulisan hanya sedikit yang mendapat coretan dan tentunya kemampuan mahasiswa dalam menganalisa dan berargumen dalam mempertahankan karya tulisnya. Dan , ini berbeda sekali dengan mahasiswa yang hanya membeli skripsi, yang terjadi adalah mahasiswa tidak mampu untuk menjawab satupun dari pertanyaan para dosen penguji. Alhasil , tumbanglah skripsi tersebut................ yang pada akhirnya harus mengikuti ujian ulang bahkan harus mengganti dan membuat judul baru.

Usai ujiannya , malamnya.....banyak sekali mahasiswa dari bimbingan saya dan bahkan bimbingan dosen lain datang untuk minta di bimbing. Saat kutanya kepada salah satu mahasiswa “ mengapa kamu minta bimbingan kepada saya, bukankah kamu bimbingan Dosen A. “ Kata teman-teman saya, saya disuruh bimbingan ke Ibu, mereka bilang meski bu Utami agak keras danruwet dalam membimbing tapi kita akhirnya bisa mengerti dan memahami isi dari karya tulis yang kami buat “. Jawabnya.Dan itu diamini secara serentak oleh mahasiswa bimbingan saya yang lain kala itu datang untuk melakukan perbaikan.

Kini , mereka tau dan paham dibalik itu semua. Saya ingin mereka benar – benar meneliti, saya ingin mereka benar – benar menulissesuai dengan yangmereka teliti. Meneliti dan menulis sudah menjadi satu rangkaian dalam Skripsi. Sehingga tidak bisa dipisahkan begitu saja. Dengan melakukan penelitian , mahasiswa bisa mengerti dan memahami sekaligus cara – cara dalam meneliti, selanjutnya dalam menulis laporan penelitian yang diharapkan mahasiswa juga mampu menulis karya ilmiahnya sesuai dengan metodelogi penelitian. Dua hal tersebut, bila mahasiswa betul – betul melakukan sendiri maka dia akan mampu mempresentasikan dan mampu mempertanggung jawabkan dengan mudah dihadapan para penguji dan dihadapan tuhan juga, karenasebagai mahasiswa yang telah melakukan sebuah kejujuran.

Kejujuran yang dibangun mahasiswa pada saat pembuatan skripsi, akan memberikan sebuah kepercayaan kepada mahasiswa sendiri. Mahasiswa tidak akan malu bila meminjamkan skripsi hasil jerih payah kepada adik kelasnya nanti, karena itu sebuah kerja keraspemikiran dan penelitian yang sudah tertuang dalam bentuk skripsi. Untuk itu banggalah dengan SKRIPSI karyamu sendiri dan bukan karya orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun