Dan aku pun merindukan sisa-sisa udara di akhir pekan Udara yang menembus cela-cela rambutku ku Hembusan angin membelai pipi ku Dan peluk erat sela-sela mata Ayuhan pedal sepeda terus berlanjut Menaiki terjalnya jalan dengan sesak Sungguh membuat segar jiwa Dan membuat lingkaran senyum manis yang paling dirindukan Sebenarnya, aku ingin mendengarkan begitu banyak cerita mu sekarang ini, genggaman erat tangan mu seakan tak ingin ku jauh dari mu dan semua nya tentang kebersamaan. Namun, kamu pun tahu itu semua tak ingin kau lakukan lagi untuk ku. Sesungguhnya lebih banyak cerita yang kau lontarkan membuat diri ku semakin mempercayaimu. Semua ku hancurkan seketika. Membuat kau lelah dengan sifat. Siang itu telah kurasakan angin panas yang melintas cakrawala hati . ku fikir kau hanya salah mengartikan perkataan dan maksud ku. Tersimpulkan jelas di fikiran ini. Aku bersalah atas semua tingkah laku ku yang telah membuat diri tak lagi peduli padaku . bukan kah telah ku lontarkan kata maaf dengan sepenuh hati, namun itu tak kau pandang dengan sungguh-sungguh. Namun sekali lagi bolehkah kau lakukan hal ini. Sekali ini saya mohon sekali ini. I just need to sit down and listen to you. Everything you want to tell. About your silly day. Your happy day. Bad traffic. Those silly people. This silly country. This silly world and everything. Tetapi saat itulah saya menemukan kenyaman yang selalu saya cari. Ya, nyaman sekali . Andai semua peristiwa bersama mu dapat ku simpan di lemari besi terjaga, mungkin ku akan meminta alam semesta memutar kembali sehingga dapat ku putar setiap saat seperti kotak musik di pojok kamar. Nyamannya saat bersamamu tak membuatku terbujur kaku melumut membasi. Tapi membuatku terasa begitu indah seperti bintang yang bersinar manis dimalam hari. Barusan, Malam ini ku melihat senyum mu di bintang, seperti manisnya gunung yang telah menakhlukan hatimu. Setidaknya , ada kamu yang selalu disitu, dibawah bintang dengan senyum mu yang selalu dirindukan. Berkali-kali ku sapa namun tanpa balas. Jika tujuan mu hanya untuk membuat ku khawatir kala itu, kamu berhasil. Sebenarnya bukan hanya khawatir, aku takut. Oh tuhan,, Buatlah saya pulang kehatimMU dan mendengarkan dengan jelas apa yang kau katakan, buatlah saya menjadi pribadi yang dewasa agar dapat memahaminya lebih dalam. Sudahlah, aku mencoba untuk tidak terlalu banyak memikirkannya lagi. Kamu teruskan saja semua rencana-rencana mu. Biarlah doa tulus ku tetap terjaga untuk mu. Atas nama kita, aku akan selalu baik-baik saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H