Jarang ada pemimpin di Indonesia yang mau menyapa warganya, meskipun ada hanya sebagian kecil saja seperti Presiden Jokowi, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Ahok dan Wali Kota Surabaya Risma. Menyapa langsung dan berinteraksi dengan warga adalah cara paling efektif untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakat. Saya pun teringat sabda Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa tugas pemimpin bukan hanya sekedar menjadi tauladan bagi rakyatnya, tapi pemimpin tersebut harus melayani dan memenuhi kebutuhan rakyatnya layaknya seorang ayah yang harus menafkahi anak dan isterinya.
[caption caption="sumber : facebook Danny Pomanto"][/caption]
Dari nama-nama pemimpin yang saya sebutkan di atas tidak adil jika saya tidak menyebut nama Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang akrab disapa Danny. Pria kelahiran Makassar 30 januari 1964 ini mencuri perhatian rakyat Indonesia karena sepak terjangnya dan prestasinya dalam membangun Makassar. Bahkan, pria yang juga dosen di Universitas Hasanudin (UNHAS) ini sukses menyelenggarkan pertemuan wali kota se-Asean atau yang biasa disebut ASEAN Mayors Forum (AMF).
Kota Makassar dipilih menjadi tuan rumah bukan tanpa alasan, Danny yang juga berprofesi sebagai seorang arsitek ini telah berhasil membangun Kota Makassar seperti kota-kota besar lain yang ada di Indonesia. Tidak hanya berhasil dalam membangun menjadi Kota Besar, Danny juga membuat “Kota Daeng” ini sebagai kota yang paling bersih di Indonesia dan hal ini terbukti dengan penghargaan Adipura yang didapatnya dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
Namun dengan sangat rendah hati Danny menyatakan bahwa Adipura ini bukanlah prestasi dirinya, melainkan prestasi warga Makassar terutama para petugas kebersihan yang siap siaga membersihkan jalanan setiap waktu. “Penghargaan ini adalah penghargaan untuk masyarakat Kota Makassar, khususnya bagi para ujung tombak kebersihan,” kata Danny seperti dikutip Republika.
Lalu bagaimana Danny berhasil mengajak warganya untuk menjaga kebersihan? Caranya mungkin sederhana tapi langsung menggugah warga Makassar yaitu dengan program “sentuh hati” dimana para camat dan lurah harus turun menyapa warga dan bersama-sama menyapu jalanan, memungut sampah yang ada di jalan. Lalu bagaimana dengan Danny sendiri? Dia pun menjadi orang yang paling bersemangat untuk menyapa dan bekerja sama bareng warga. Terakhir, Danny rela mengotori seragamnya demi membersihkan drainase di sepanjang kanal Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kelurahan Lette, Kecamatan Mariso, Kota Makassar.
Danny pun menjadi pemimpin daerah yang pertama yang rela kotor untuk membersihkan selokan demi warganya. Karena jujur saja, saya melihat pemimpin menyapu jalanan sepertinya sudah biasa tapi melihat Danny turun ke dalam drainase yang airnya berwarna hitam membuat saya yakin bahwa dirinya benar-benar tulus membantu warganya. Mungkin ketulusan Danny inilah yang membuat hati warga Makassar tersentuh dan merasakan bagaimana semangat Danny untuk membesarkan Makassar. Danny pun tidak sendirian, lurah dan camat setempat juga membantu dirinya yang terlihat bersemangat membersihkan comberan tersebut.
Disinilah keberhasilan seorang Danny Pomanto yang menyentuh hati warganya dan membuat warganya merasa bahwa Kota Makassar adalah milik bersama dan dibangun dengan keringat bersama. Saya pun kagum dan mengapresiasi tinggi warga Makassar yang senantiasa mengikuti program-program dari Pemkot Makassar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI