Mohon tunggu...
Wahyu Fajar
Wahyu Fajar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Komponen Penting Pendidikan untuk Anak

3 Mei 2016   17:01 Diperbarui: 3 Mei 2016   17:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : akun facebook Danny Pomanto

Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, terlebih lagi di daerah berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan. Selain itu, jumlah guru yang sesuai dengan kualifikasi saat ini dinilai masih belum merata di daerah. Tak hanya itu, fasilitas pendidikan juga masih belum merata di Indonesia.

Namun masalah pendidikan tak hanya terpaku pada fasilitas dan kualifikasi guru semata. Faktor kesejahteraan masyarakat yang masih di bawah rata-rata membuat anak-anak mengesampingkan pentingnya pendidikan dan lebih memilih untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarganya. Tentu kita tidak bisa menyalahkan keputusan mereka, karena untuk bisa berpikir dan menghapal pelajaran, perut haruslah kenyang dahulu.

Pemahaman bahwa pendidikan anak adalah kebutuhan utama yang harus ditanamkan bagi para orang tua. Sebab, anak-anak lah yang akan menjadi penerus generasi bangsa ini dan di tangan anak-anak ini lah nasib bangsa ditentukan di masa mendatang. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting dan harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah.

Kepedulian terhadap pendidikan anak terlihat dari sosok Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto. Menurutnya anak-anak peserta didik harus memiliki tiga komponen penting, yaitu kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi. Danny menilai pembentukan karakter sangat penting dalam sistem pendidikan Indonesia, jangan sampai para guru salah mendidik sehingga menghasilkan karakter yang lemah, gampang menyerah, dan suka berbohong. Jangan sampai pula, anak Indonesia dididik menjadi pribadi yang curang dengan mencontek saat ujian, malas mengerjakan Pekerjaan Rumah, karena menurut beberapa penelitian, hal itu bisa menumbuhkan cikal-bakal korupsi di kemudian hari.

Kemampuan literasi juga menjadi elemen penting. Literasi dasar memungkinkan anak-anak meraih ilmu dan kemampuan lebih tinggi dan menerapkannya dalam kehidupan kesehariannya. Bila selama ini kita berfokus pada literasi baca-tulis dan berhitung yang masih harus kita perkuat, maka kini perlu memperhatikan literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial, dan literasi budaya.

Komponen terakhir lanjut Danny, yaitu komponen kompetensi. Abad XXI menuntut anak - anak Indonesia mampu menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan tidak terstruktur. Maka mereka membutuhkan kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kemamampuan komunikasi serta kemampuan kolaborasi.

Danny juga berharap, dengan adanya kemudahan dalam menempuh jenjang pendidikan saat ini diharapkan bagi generasi muda, siswa dan pelajar dapat memanfaatkannya untuk menimba ilmu yang setinggi-tingginya.  Ilmu merupakan jendela dunia, tingkatkan budaya membaca buku yang bermanfaat, bagi yang memiliki keahlian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maka kita akan bisa menguasai dunia dalam genggaman kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun