Pendahuluan
Industri game telah berkembang menjadi kekuatan budaya dan ekonomi yang dominan, dengan perkiraan pasar mencapai hampir $200 miliar pada tahun 2023. Pertumbuhan signifikan ini melampaui total pendapatan dari industri film dan musik, menyoroti pengaruh luas video game dalam budaya modern (Johnson, 2021). Salah satu raksasa dalam industri ini adalah Grand Theft Auto (GTA), sebuah seri yang tidak hanya mencapai kesuksesan finansial yang besar tetapi juga berdampak mendalam terhadap perilaku sosial dan norma budaya secara global (Smith, 2023).
Pengaruh Grand Theft Auto: Pengaruh Global dan Konsekuensi Nyata
Grand Theft Auto, yang dikembangkan oleh Rockstar Games, adalah salah satu franchise video game paling sukses, dengan penjualan lebih dari 345 juta unit di seluruh dunia. Instalasi terbarunya, GTA V, sendirian telah menghasilkan pendapatan lebih dari $6 miliar, menjadikannya salah satu produk hiburan paling sukses secara finansial sepanjang masa (Smith, 2023). Seri ini terkenal karena gameplay dunia terbuka dan kedalaman naratifnya, yang membenamkan pemain dalam lingkungan virtual yang realistis namun kontroversial.
Di Indonesia, dampak GTA telah termanifestasi dalam perilaku dunia nyata, khususnya di kalangan pemuda. Sebuah insiden penting melibatkan sekelompok remaja dari Jakarta yang mencoba meniru sebuah perampokan dari game tersebut. Bersenjatakan pistol mainan dan sepeda motor curian, para remaja berusia 14 hingga 17 tahun ini ditangkap setelah mencoba menghidupkan skenario kriminal dalam game ke dalam kehidupan nyata. Kasus ini telah dilaporkan secara ekstensif dan telah memicu debat tentang pengaruh video game pada individu muda, menyoroti kebutuhan akan regulasi dan kesadaran yang lebih tinggi mengenai konten game (Hartanto, 2024).
Simulacrum Baudrillard: Analisis Mendalam dan Karya Utama
Jean Baudrillard (1929-2007), seorang sosiolog, filsuf, teoretisi budaya, dan kritikus asal Perancis, sangat berpengaruh dalam teori pasca-modern, khususnya tentang simulasi dan keadaan hiperrealitas yang dihasilkan dalam masyarakat. Konsep-konsepnya menantang batas-batas dan norma-norma tradisional realitas seperti yang dirasakan dalam masyarakat modern, menekankan cara-cara media dan teknologi mempengaruhi kehidupan kontemporer.
Teori Simulacrum Baudrillard
Teori simulacrum Baudrillard adalah batu penjuru dari kritik filosofis dan sosiologisnya terhadap realitas seperti yang dibangun dalam masyarakat kontemporer. Dia berpendapat bahwa di era pasca-modern, masyarakat telah bergerak melampaui sekadar representasi atau imitasi realitas ke keadaan di mana simulasi atau simulacra telah menggantikan realitas itu sendiri. Baudrillard mendefinisikan simulacra sebagai salinan atau representasi yang menggambarkan hal-hal yang awalnya tidak memiliki asli atau yang tidak lagi memiliki asli.
Dia mengategorikan evolusi simulacrum menjadi empat fase atau orde berturut-turut: