Mohon tunggu...
Uswatun Nurul Safira
Uswatun Nurul Safira Mohon Tunggu... Penulis - Bismillah

...الانسان بالتفكير و الله بالتدبير

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tahapan Bermain menurut Piaget

19 Juni 2022   09:13 Diperbarui: 19 Juni 2022   09:15 12731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jean Piaget berpendapat tentang tahapan-tahapan dalam perkembangan bermain anak selaras dengan perkembangan kognitif secara bertahap, yaitu terbagi dalam tahap-tahap berikut:

1. Sensory Motor Play

Pada tahap perkembangan yang paling awal ini, dimulai dari lahir sampai anak berusia kurang lebih dua tahun. Aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak dalam tahap ini sesungguhnya adalah gerakan-gerakan lanjutan dari kesenangan yang didapat dari aktivitas pada masa hidupnya seperti menangis, mencecap, dan bermain dengan lidah dan mulutnya. Aktivitas tersebut hanya mengulang kegiatan yang anak lakukan sebelumnya dan berlangsung secara terus-menerus, aktivitas tersebut oleh Piaget dinamakan reproductive assimilation. Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh anak cenderung mengikuti indranya, yaitu dimulai dari gerakan secara ketidaksengajaan yang kemudian akan diulang-ulang karena anak merasa senang melakukan gerakan tersebut, seperti menyentuh suatu benda, menggerakkan tangan dengan sembarangan, atau menggerakkan tangan untuk menyentuh mainan yang berada di atasnya yang berbunyi. Dari benda-benda yang warna-warni atau bentuknya yang lucu, maka anak akan menaruh perhatian, merasa seneng, dan kemudian anak akan mengulangi kembali gerakan yang sama yang pada akhirnya gerakan yang tidak sengaja tersebut berubah menjadi gerakan yang disengaja.

Ketika anak telah mendekati usia dua tahun, ia akan semakin menyadari bahwa gerakan yang anak lakukan dalam beraktivitas adalah sepadan dengan apa yang diinginkannya, sesuatu yang sifatnya menyenangkan, serta anak mampu menggerakkan anggota badannya secara terkoodinir dengan baik meskipun gerakan yang dilakukan masih belum sempurna, contohnya dalam melempar, menendang, berjalan, berlari, melompat, memegang, memukul, dan lainnya.

2. Symbolic atau Make Belive Play 

Tahap kedua ini adalah tahap Symbolic atau Make Belive Play, atau dikenal dengan tahap bermain pra operasional. Tahap ini dialami oleh anak kurang lebih berumur 2–7 tahun dengan kriteria anak telah mampu melaksanakan aktivitas bermain khayal atau bermain pura-pura dan secara representatif anak mulai mengenal simbol dari benda lain. Pada tahap ini peristiwa yang seringkali terjadi pada anak yaitu:

a. Lambat laun anak mulai mengenal bahasa yang baik dan banyak menghapal kosa kata baru yang didapat saat anak bermain atau bahkan selalu bertanya apa saja dan siapa saja terlepas dari jawabannya atau bahkan menjawabnya sendiri.

b. Anak-anak pada tahap ini memiliki minat yang luar biasa sehingga anak-anak terus mencoba untuk belajar di lingkungan umum, maju secara konsisten berdasarkan pengalaman percobaan atau penelitian mereka, mengendalikan benda yang ada di lingkungannya untuk memperoleh wawasan.

c. Anak-anak pada tahap ini mulai memiliki pilihan untuk melibatkan berbagai jenis barang dalam suasana umum sebagai gambar atau pengganti barang asli dalam latihan permainan mereka. Misalnya, anak perempuan menggunakan daun dengan ukuran berbeda untuk menggantikan atau sebagai gambar uang di pasar bermain. Anak laki-laki bermain dengan balok kayu yang diwarnai dengan spidol atau cat sebagai gambar kendaraan mainan, dll.

d. Dalam latihan bermain, pada tahap ini anak-anak semakin siap untuk bermain secara produktif atau bijaksana karena mereka lebih dekat dengan dunia nyata, ini berarti bermain adalah latihan dalam berpikir dan membimbing anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan aslinya dalam keadaan mereka saat ini. Misalnya, anak-anak mengambil bagian-bagian tertentu dalam kehidupan individu, misalnya, bertindak sebagai presiden, spesialis, pendidik, kepala kota, pengemudi, pedagang, peternak, pengrajin, dll.

3. Social Play Games With Rules 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun