Mohon tunggu...
Uswatun Khasanah
Uswatun Khasanah Mohon Tunggu... -

uin sunan kalijaga ,ilmu komunikasi,2015

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tempat Belajar Agama Islam Para Waria, Waria Punya Pondok

4 Januari 2016   08:11 Diperbarui: 4 Januari 2016   09:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pondok pesantren waria,jika biasannya kita mengenal pesantren diisi dihuni dengan khusus untuk pria atau khusus untuk wanita,namun ternyata ada pesantren yang diisi oleh kaum waria.pesantren itu didirikan oleh almarhum maryani.pondok pesantren al fatah terletak dikampung notoyudan,namun sekarang pondok waria ini diketuai shinta,murid dari pesantren itu sendiri,waria yang ada dipesantren itu berjumlah 48 orang. Pesantren Al Fatah bermula dari peristiwa gempa Yogyakarta di tahun 2006. Selepas gempa,Mariani dan sejumlah waria di Yogyakarta menggagas acara doa bersama yang kemudian dihadiri ratusan waria dari kota-kota lainnya. aktivitas di dalamnya lebih menyerupai perkumpulan pengajian dengan anggota tetap.

\

Tidak ada bangunan khusus atau santri yang mondok. Pengajian digelar tiap hari Minggu sore yang diisi oleh sejumlah ustad. para waria muslim belajar mulai mengaji dan cara shalat, Ketika magrib, kami salat berjamaah, dilanjutkan membaca salawat nariyah, Al Fatihah 100 kali, lalu salat Isya dan belajar membaca Alquran mulai alif, ba?, ta?,"kata shinta.hingga berdiskusi mengenai persoalan fikih sehari-hari, di pesantren ini terdapat tiga agenda. Pertama, menjadi tempat para waria belajar agama. Kedua, sebagai bukti kepada masyarakat bahwa waria juga perlu beribadah. Ketiga, sebagai upaya advokasi diri ke pemerintah mengenai hak waria untuk beribadah”kata shinta.


Ustad zakaria adalah salah satu ustad yang mengajar dipondok alfatah.menurut Yuni sarah belajar mengaji susah gampang karena mudah lupa dan kerap bercanda ketika mengaji. “Misal belajar huruf ‘ba’. Hari ini sudah hapal, tapi pas ketemu lagi sudah lupa,waria disini berbeda dengan waria yang ada dijalanan,biasannya waria yang ada dijalan cendrung mengganggu orang yang sedang lewat. namun disini berbeda disini waria belajar mengaji. Meski menjadi santri, tak serta-merta semua orang di pesantren ini menjadi religius. Semisal, masih ada yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK). Soal pekerjaan, waria memang tidak banyak pilihan. Rata-rata bekerja sebagai pegawai salon, pelayan toko, berjualan asongan, pengamen, penata rias, dan PSK. Namun, ada pula yang bekerja sebagai aktivis di lembaga swadaya masyarakat seperti yang dilakoni Yuni sarah. Sulitnya waria beribadah di tempat umum juga diakui Zakaria. “Mereka tahu agama, tapi tidak diakui negara. Kalau beribadah di tempat umum malah jadi ejekan,”ujar ustad zakaria. Banyak waria yang lari dari keluarga karena tidak diterima, lalu hidup berpindah-pindah. Lari dari rumah ini pula yang menyebabkan mereka kesulitan memiliki KTP,namun aku masih beruntung masih bisa bertemu dengan adik dan masih bisa berhubungan baik dengan keluarga,”menurut yuni sarah.
Dunia ini memang penuh bumbu kehidupan, Waria salah satunya.

Kehadiran kaum waria (Wanita Setengah Pria ) memang menjadi banyak sorotan bagi lingkungan sekitarnya. Dunia waria memang Dunia yang cukup aneh, mereka hadir dengan kepribadian dan tingkah laku yang berbeda dari yang lainya dimana fisik mereka yang laki-laki normal,memiliki kelamin normal namun mereka secara psikis merasa dirinya perempuan dan mereka merepresentasikan diri mereka seperti perempuan, waria juga bertingkahlaku seperti layaknya perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai sebab dan alasan yang membuat seorang pria memilih untuk menjadi waria memang patut untuk kita sikapi dengan penuh toleransi, tetapi malah karena pilihan mereka membuat sorotan masyarakat umum menjadi berubah kepada kaum waria dan malah cenderung menganggap rendah para kaum waria.

Hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh para lelaki normal seperti cara berpakaian, berdandan, dan tingkah laku mereka membuat waria memiliki ciri-ciri tersendiri yang menjadikan peran mereka sebagai pembeda dalam struktur sosial masyarakat menjadi semakin terlihat. Pola interaksi waria pada masyarakat umum ataupun dengan sesamanya memiliki perbedaan yang signifikan dengan pola Interaksi orang pada umumnya. Relasi waria yang sering dianggap sampah masyarakat, namun sebenarnya juga memiliki hak sama dan memiliki peran dalam masyarakat. Perliaku seksual waria yang memang tidak wajar memang suatu yang unik adanya. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa jiwa mereka terjebak pada tubuh yang salah.

Walaupun mereka terkesan aneh bagi orang pada umumnya tapi mereka tetap memiliki peran dalam segala bidang dan berhak untuk diakui keberadaanya oleh setiap orang. Ke eksisan mereka juga merupakan suatu hal yang unik dalam kehidupan sehari hari. Karena memang kaedahnya sesuatu yang tidak biasa pasti jadi sorotan, maka kita harus melihat Relasi komunitas para waria dalam masyarakat agar dapat menyimpulkan seperti apa sebenarnya pemikiran dan perasaan para Kaum Waria. Dan bagaimana serharusnya tanggapan kita terhadap para waria.

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun