Mohon tunggu...
Uswatun Khasanah
Uswatun Khasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis | Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Silent Crush: Menikmati Kagum Tanpa Drama

25 Januari 2025   18:20 Diperbarui: 25 Januari 2025   18:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengagumi dalam diam bukan hanya soal perasaan pribadi, tetapi juga bagian dari dinamika sosial, terutama di kalangan Gen Z. Generasi ini, yang dikenal sangat ekspresif di media sosial tetapi sering ragu dalam interaksi nyata, punya cara unik dalam menghadapi fenomena ini. Artikel ini akan menguraikan konsep mengagumi dalam diam dengan sentuhan gaya hidup Gen Z, mulai dari alasan, dampak, hingga cara mengelolanya.  

Mengagumi dalam Diam: Fenomena Anak Gen Z

Di era digital ini, mengagumi seseorang sering kali dimulai dari dunia maya. Stalking Instagram, nonton story secara diam-diam, atau nge-like postingan lama adalah cara "diam-diam" Gen Z menunjukkan ketertarikan. Namun, di balik itu, mereka sering memilih untuk menyimpan rasa kagum mereka sendiri. Fenomena ini dipengaruhi oleh pola komunikasi yang semakin digital dan budaya "lowkey" yang jadi ciri khas Gen Z.  

Kenapa Anak Gen Z Suka Mengagumi Diam-Diam?

1. "Aku Takut Cringe!"
Salah satu ketakutan terbesar Gen Z adalah dianggap terlalu "try hard" atau berlebihan. Mereka sering memilih untuk menahan kekaguman daripada berisiko terlihat aneh di mata orang lain.  
Contoh: Seorang remaja mengagumi teman sekolahnya yang aktif di OSIS, tetapi takut mengungkapkan karena khawatir dianggap terlalu nge-fans.  

2. Kekuatan Sosial Media
Gen Z sering memanfaatkan media sosial untuk mengamati seseorang dari jauh. Mereka merasa lebih nyaman mengagumi seseorang lewat layar dibanding mengungkapkannya langsung.  
Contoh: Stalking akun LinkedIn senior kampus yang pintar, tapi nggak pernah menyapa saat bertemu di koridor.  

3. Budaya Lowkey dan Self-Protective 
Gen Z terkenal dengan sikap "lowkey" alias nggak mau terlalu menonjolkan diri. Mereka cenderung memilih untuk menjaga perasaan mereka agar nggak terlalu terekspos, demi melindungi diri dari rasa malu atau penolakan.  

4. Takut "Cancel Culture" atau Drama Sosial
Di era di mana setiap tindakan bisa jadi bahan omongan atau meme, Gen Z lebih berhati-hati untuk menunjukkan perasaan secara terbuka. Mereka khawatir kekaguman mereka bisa disalahartikan atau jadi bahan candaan.  

Dampak Mengagumi dalam Diam pada Anak Gen Z

Positif:  
1. Self-Motivation

Kekaguman sering kali menjadi inspirasi untuk memperbaiki diri. Gen Z yang mengidolakan seseorang mungkin termotivasi untuk meniru kebiasaan positifnya.  
Contoh: Melihat influencer yang produktif bikin konten berkualitas, lalu mencoba belajar editing video sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun