Uswatun Khasanah
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembelajaran berdiferensiasi, pemberlajaran yang kini ada ketika perkembangan teknologi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pembelajaran yang dirancang untuk mempertimbangkan tahapan dan ketercapaian setiap siswa. Ketercapaian setiap siswa disesuaikan dengan adanya kebutuhan masing-masing siswa dalam setiap pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang untuk mendapatkan proses belajar dengan dampak yang positif. Pembelajaran ini dilakukan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan dan kemahiran masing-masing siswa dalam menanggulangi kesulitan siswa dalam belajar.
Berdasarkan pengamatan apa yang terjadi dalam proses pembelajaran, setiap siswa memiliki kesulitan tersendiri untuk belajar, yang konon disebabkan dengan berbagai faktor. Kesulitan belajar siswa biasanya dapat diindikasi dari kemampuan siswa dalam memahami atau memecahkan sebuah permasalahan. Mengalami kesulitan belajar bukanlah hal sederhana di dunia pendidikan, tidak cukup hanya mengetahui tingkat kecerdasan dan kemandirian siswa. Tetap segala hal perlu diperhatikan, baik sarana prasarana dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi ini dilakukan untuk meningkatkan nilai siswa dan meingkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran aktif, kreatif, dan efisien. Dalam pembelajaran berdiferensiasi yang memiliki peran paling utama adalah peran pengajar dalam proses pembelajaran yang harus efektif dan efisien.Â
Dimana, pembelajaran ini berfokus pada siswa, guru memberikan materi sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemampuan siswa. Kemampuan siswa dapat diukur pada saat awal pembelajaran, yang biasa disebut dengan asesmen awal. Dilakukannya asesmen awal adalah penilaian yang dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi interview, observasi, serta adanya tes diagnostik.
Pentingnya asesmen awal
Asesmen awal merupakan penilaian atau asesmen kurikulum merdeka yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi atau mengetahui karakteristik, kondisi kompetensi, kekuatan, kelemahan model belajar siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi siswa yang beragam (kepmendikbud No.719/P/2020).
Asesmen awal untuk mengetahui kesulitan belajar siswa dapat dilakukan secara berkelompok atau sendiri. Tujuan utama dari asesmen awal adalah menemukan kesalahan konsep dan kesalahan proses yang dilakukan siswa saat belajar pada topik tertentu. Mengidentifikasi kesulitan siswa dengan asesmen awal mencari informasi tentang profil siswa tersebut, informasi dasar yang sudah dimiliki siswa, indikator kinerja, kesalahan. apa yang biasanya siswa lakukan dan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah, membutuhkan pemahaman kalimat.