Mohon tunggu...
KKN 424 Universitas Jember
KKN 424 Universitas Jember Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN 424 Universitas Jember Melakukan Pemetaan terhadap Persebaran PMK di Desa Perante

13 Agustus 2022   20:26 Diperbarui: 13 Agustus 2022   21:17 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyakit mulut dan kuku merupakan wabah virus yang menjangkiti hewan ternak ruminansia (ternak herbivora). Wabah ini dapat menular dan menjangkiti semua jenis hewan berkuku pemakan tumbuhan seperti sapi, kambing, kerbau, gajah, rusa, unta, dan sebagainya. 

Penyebab PMK adalah virus Aphtaee epizootecae. Masa inkubasi virus hingga kemunculan gejala awal bervariasi antara 1 hingga 14 hari. Virus ini dapat bertahan lama di lingkungan dan dapat hidup pada tulang, kelenjar, susu, dan produk susu. Angka penularan penyakit mulut dan kuku sangat tinggi, tetapi tingkat kematian pada hewan ternak hanya 1-5%.

Wabah PMK pertama kali ditemukan tahun 1887 pada sapi import dari Belanda dan beberapa kali mewabah sejak saat itu. Di Indonesia, PMK berlangsung hingga 1983 di pulau Jawa. Pemberantasan wabah dilakukan dengan cara vaksinasi masal pada hewan ternak. Indonesia dinyatakan bebas PMK pada tahun 1990 oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE).

Hewan yang terjangkit wabah PMK ditandai dengan demam tinggi hingga 41C; adanya luka lepuh berisi cairan atau luka yang terdapat pada lidah, gusi, hidung, dan kuku; tubuh yang lemas dan lesu; hipersalifasi atau produksi air liur berlebihan; hilang nafsu makan; dan produksi susu menurun. 

PMK ditularkan dengan 3 cara, yaitu melalui kontak langsung dengan hewan yang tertular; kontak tidak langsung melalui perantara manusia, alat dan sarana transportasi yang terkontaminasi virus, kandang, dan sebagainya; serta penyebaran melalui udara karena adanya aktivitas bernafas. Penyebaran PMK melalui udara oleh angin. dapat terjadi hingga radius 10 kilometer.

Pencegahan PMK dilakukan dengan menghentikan penyebaran virus melalui prosesnya karantina dan pembatasan lalulintas, menghilangkan sumber infeksi dengan pemusnahan terbatas hewan yang tertular, menghilangkan virus PMK dengan dekontaminasi kandang dan peralatan yang dapat menyiapkan penyakit, membentuk kekebalan pada hewan melalui vaksinasi, serta mengontrol hewan liar dan hewan vektor (agen) pembawa virus yang berpotensi menularkan penyakit ke hewan yang rdntan dan sehat.

PMK pada hewan ternak menyebabkan kerugian berupa penurunan produksi susu, kematian mendadak, kegugiran, infertilitas, penurunan berat badan, dan menghambat perdagangan ekspor-impor. Hewan yang terjangkit PMK tidak berbahaya bagi manusia. Daging dan susu hewan yang terjangkit masih aman untuk di konsumsi selama diolah dengan benar.

Penanganan dan pengolahan hasil ternak berupa daging segar dan jeroan yaitu, daging segar tidak dicuci sebelum diolah melainkan direbus dahulu selama 30 menit di air yang mendidih; bagi daging yang tidak langsung dimasak atau daging disimpan di freezer maka daging disimpan pada suhu rendah bersama kemasan minimal 24 jam; diusahakan membeli jeroan yang sudah direbus atau jika membeli jeroan mentah harus di rebus terlebih dahulu selama 30 menit sebelum diolah lebih lanjut atau disimpan; bekas kemasan daging jangan langsung di buang, melainkan di rendam terlebih dahulu denfgan detergen, pemutih pakaian, atau cuka dapur untuk mencegah pencemaran virus ke lingkungan.

Alur penangan pada kasus dilakukan dengan 2 tahap, yaitu melakukan pemetaan kasus dan pengobatan hewan ternak. Mahasiswa KKN 424 Universitas Jember melakukan pemetaan terhadap kasus PMK di Desa Perante. Pemetaan bertujuan untuk mempermudah dalam menganalisa perkembangan wabah di Desa Perante. 

Diharapkan dengan adanya pemetaan tersebut, Desa Perante menjadi desa tanggap darurat terhadap penanganan dan pemberantasan wabah PMK. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun