Mohon tunggu...
uswatul hasanah
uswatul hasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa uin raden intan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Rukun Bertetangga Antar Agama

5 Desember 2019   12:12 Diperbarui: 5 Desember 2019   12:33 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu ketika, Ibnu Umar menyembelih kambing, lalu berkata kepada budaknya, "Sudahkah kamu memberi hadiah kepada tetangga kita yang beragama Yahudi? Sudahkah?" Hasan Basri membatasi tetangga dengan empat puluh rumah dari keempat arah. Yang lebih utama adalah tidak membatasi tetangga dengan rumah, kemudian membual pengertian bahwa tetangga adalah orang yang dekat dengan anda. Wajah anda selalu berpapasan dengan wajahnya di waktu pergi pada pagi hari, dan pulang ke rumah pada sore hari. Penghormatan terhadap tetangga sudah menjadi tabiat bangsa Arab sebelum Islam, kemudian Islam menguatkannya dengan ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Di antara tanda-tanda penghormatan itu adalah mengirim hadiah kepadanya, mengundangnya untuk makan bersama, berziarah, menjenguknya apabila sakit dan lain sebagainya.  Di mesir mewajibkan umat Islam selalu menjaga tetangga non-Muslimnya. Kaum Muslimin pun diminta memeriksa kondisi tetangga dan merawat mereka.  Islam tidak pernah melarang umatnya menanyakan kondisi tetangga non-Muslim mereka.

Keberagaman budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan hidup, sebab setiap orang atau komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan agama merupakan kekayaan sendiri bagi bangsa  Indonesia,  namun jika kondisi seperti itu tidak dipahami , maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan memunculkan konflik bahkan kekerasaan.  Manusia senantiasa  melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia  yang lain dalam rangga memenuhi kebutuhan dan mempertahankan  kehidupannya.  

Seperti yang kita ketahui permasalahan yang marak terjadi saat ini  ialah  hubungan  interaksi dengan manusia lain yang berbeda agama.  kita sering jumpai adanya ketidakharmonisan antar manusia dan manusia lain  ketidakharominsan itu terjadi dikarnakan kurangnya toleransi atau menghormati antar sesama, sehingga timbulah ketidakharmonisan yang membuat manusia satu dengan manusia  lain yang dulu nya hidup berdampingan dan saling tolong menolong antar sesama menjadi acuh satu sama lain.

Memuliakan tetangga merupakan salah satu dari akhlak islam yang di contohkan nabi muhamamad, tetangga sendiri ialah seluruh orang yang tinggal berdampingan dengan kita. Menurut Syaikh Muhammad Nashiruddin al abani berkata: tetangga ialah orang yang menurut adat kebiasaan setempat dianggap sebagai tetangga kita.

Para ulama khilaf dalam banyak pendapat mengenai hal ini. Sebagian mereka mengatakan tetangga adalah 'orang-orang yang shalat subuh bersamamu', sebagian lagi mengatakan '40 rumah dari setiap sisi', sebagian lagi mengatakan '40 rumah disekitarmu, 10 rumah dari tiap sisi' dan beberapa pendapat lainnya Al-Hafidz Ibn Hajar juga mengatakan, "Kata tetangga mencakup muslim maupun kafir, ahli ibadah maupun ahli maksiat, teman dekat maupun musuh, pendatang maupun penduduk asli, yang suka membantu maupun yang suka merepotkan, yang dekat maupun yang jauh, yang rumahnya berhadapan maupun yang yang bersingkuran."  

Sebaliknya, Islam menjaga adab bertetangga dan selalu memuliakan mereka, baik Muslim maupun non-Muslim. Islam pun mewajibkan setiap pemeluknya selalu berbuat baik kepada orang terdekat.  Memanamkan sikap  toleransi didalam diri masing masing  perlu  dilakukan, sehingga tidak ada lagi yang namanya tidak menghormati antar manusia atau antar agama.

Namun, pada zaman ini sering kali ada tetangga yang tidak dikenal namanya atau bisa jadi ada yang tidak seagama. Kendati demikian, semua tetangga wajib mendapat perlakuan baik. Ikut bergembira dengan kegembiraannya, menyampaikan bela sungkawa karena kesedihannya, serta membantunya ketika mengalami kesulitan.

Sebagaimana islam telah mengatur  betetangga antar agama dalam hadis bukhari dari abu hurairoh  dari nabi shallallahu alihi wasalam, beliau bersabda barang siapa yang beriman kepada allah dan juga hari akhir , maka janganlah ia menyakiti tetangganya  .

Dari hadis di atas  sudah sangat jelas kita di larang keras untuk menyakti tetangga kita baik itu ucapan maupun tingkah laku tetangga dalam perbedaaan keyakinan maupun betetangga beragama  bisa di lakukan dengan  mengulurkan kebaikan kepadanya serta mencegah hal- hal yang membahyahkanya. dari yang sudah di jelaskan di atas juga   bahwa  barang siapa yang beriman kepada  allah dan juga hari akhir, tidak ada kewajiban lainya, karena keduanya merupakan permulaan  dang penghanisan, maksudnya  beriaman dengan penciptanya  dan hari mendaptakan balasan amal baik dan buruknya.

Di dalam al quraan juga di jelaskan dalam surah An Nisa 36 yang artinya sembahlah allah  dan janganlah  kamu mempersekutukannya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah  kepada kedua orang ibu bapak, karib- kerabatan, anak- anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabih dan hamba sahaya-mu. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangkaan dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun