kata intellectual sudah tergambar dalam fikiran kita bahkan sudah juga tidak asing bagi kita bahwasannya intelktual  adalah, cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan yang mempunyai kecerdasan tinggi cendekiawan; totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.
Seperti masyarakat pada umumnya mengenal intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun untuk memecahkan problem yang dihadapi (Azwar, 1996).Sedangkan menurut salah satu para ahli yaitu David Wechsler (dalam Azwar, 1996) mendefenisikan intelektual sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara efektif.
Di negeri kita ini, tentu Indonesia, butuh sosok penerus dalam menciptakan orang-orang yang berintelektual,yang beraktivis dan berfikir secara jernih serta rasional, untuk memberantas dan melindungi negeri ini dari orang-orang yang  tidak bertanggung jawab dan seringkali memakan dan mengambil hak orang lain.Dan siapa yang bisa melakukannya kalau bukan orang yang benar-benar berintelektual dalam dunia politik.
Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya ditahun 2018 saat ini menjadi momen perebutan kekuasaan politik, yang dipastikan akan ditahun ini akan terjadi proses konsolidasi politik secara massif oleh elite politik negeri ini untuk menghdapi pilkada serentak 2018 di 171 daerah dan mulainya tahapan pemilu 2019.
Menurut Direktur Bhirek, Ridwaan dermawan tahun politik merupakan tahun penentuan dalam konteks perebutan kekuasaan elite ditingkat daerah sampai nasional, dan pilkada tiga daerah tersebut sangat bersiinggungan langsung dengan pemilu presiden 2019. Ridwan menyebutakan, masyarakat akan menyoroti berbagai maneuver dan konstestasi politik para elite demi meraih kekuasaan, baik didaerah mapun uji pembajakan figure yang pantas diusung menjadi calon presiden.
Setelah mengetahui bahwa negeri kita saat ini kacau balau, siapa lagi yang akan menjadikan tahun politik yang cedas, politik yang mencerdaskan rakyat bukan membodohi dengan cara-cara menjadikan informasi hoax sebagai upay a mempedayai rakyat, siapa lagi kalau semuanya hanya dapat dilakukan orang-orang yang berintellektual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H