Ragaku sempurna terendam darah sendiri.
Malu pada pelita fajar, haru kudekap elok senja.
Kedengkian tak pernah berujar.
Hingga menghimpit risau berpedar.
Astaga!
Tak kutahu bahasamu menyandra lamunan.
Bangunlah!
Pekat langit memaksamu berirama.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!