Â
Kau tahu? Wanita paling tidak mampu ditolak cintanya. Tapi yang lebih harus kau tahu, pelakunya ialah dirimu. Maka, sekarang biarkan aku menunggu.
Â
Menunggu apa? Menunggu kamu berpenyakit. Hingga sisa tulang dan kulit. Tak bisa bangkit. Dan tiada apa pun bisa kau ungkit. Atau, yang lebih kutunggu. Ialah kamu kaku. Lalu jadi batu. Lalu ....
Ketika itu, aku mau ada. Datang tanpa kaularang. Memeluk tanpa kau tolak. Dan mengucap cinta tanpa (bisa) kaubantah. Dan lalu ... benang-benang rindu kupintal jadi kafan yang paling sudi menemanimu. Clp. 10/8/15 | Ilustrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H