Mohon tunggu...
A. Anjasyah
A. Anjasyah Mohon Tunggu... Penulis - Anak Lanange Simbo' Aminah.

Hobi/baca/tulis/Ngaji.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Ngopi

4 April 2023   09:12 Diperbarui: 4 April 2023   12:10 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngopi merupakan istilah yang tak asing bagi setiap orang saat ini. Ngopi menjadi salah satu acara ataupun kegiatan yang wajib oleh individu, kelompok, club', organisasi atau khalayak umum. Hal ini terbukti betapa banyaknya kedai-kedai kopi yang menjadi ruang bagi mereka menuangkan gagasan-gagasan bahkan inspirasi lewat "Ngopi", kedai kopi seakan tak pernah sepi oleh orang-orang yang berdatangan walau hanya sekadar untuk ngopi. "Ya, karena memang tempatnya."


Istilah ngopi menjadi populer dewasa ini. Ngopi sendiri memliki arti atas minum kopi yang tersederhanakan menjadi sebuah istilah populer yaitu "ngopi". Seiring berjalannya waktu, minum kopi bukan lagi obat atas rasa kantuk, namun menjadi suguhan yang wajib ada ketika kumpul bersama.


Budaya ngopi atau minum kopi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat umum. Kehadiran kopi telah menjadi bagian penting dalam ritual sosial dan budaya, terutama di antara kelompok masyarakat tertentu seperti pelajar, pekerja, dan para pengusaha. Bagi sebagian orang, minum kopi juga menjadi salah satu cara untuk relaksasi dan menghabiskan waktu luang.


Seringkali kita melihat, mendengar ajakan "ayok ngopi/ngopi bareng" dalam acara diskusi atau hanya sekadar untuk bersilaturahmi, menjadi keinginan penulis untuk mengangkat coretan tentang ngopi dalam halaman yang cukup sempit ini, seperti sebuah kebiasaan yang tidak boleh ditinggalkan di tiap lini kegiatan.

Lantas apakah hal itu akan menjadi sebuah budaya?. Rangkaian tulisan ini akan menuangkan apa itu Budaya dan Ngopi yang menjadi pokok pembahasan sehingga menjadi konstruksi atas "Budaya Ngopi".


Budaya, oleh Ki Hajar Dewantara didefinisikan sebagai buah akal budi manusia yaitu hasil perjuangan atau karya manusia terhadap dua pengaruh kuat, berupa zaman dan alam. Hal ini merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Secara etimologi budaya berasal dari bahasa Sansekerta asal kata dari buddhayah jamak-Nya kata buddhi yaitu pemikiran (nalar). Sedangkan daya berarti usaha atau ikhitar.


Seiring berjalannya waktu, akal buddhi di artikan menjadi sebuah 'kebiasaan' yang oleh mereka para pendahulu diwariskan kepada generasi berikutnya. Jadi, budaya merupakan suatu hal yang dilakukan oleh manusia sebelumnya kemudian dilakukan kembali oleh generasi setelah-Nya.


Di Indonesia, ada beberapa tempat yang menjadi ikon bagi para pecinta ngopi, seperti kota Bandung dan Yogyakarta. Di mana kawasan tersebut terdapat banyak kedai kopi yang menyajikan kopi dengan cita rasa khas dan suasana yang nyaman untuk bersantai nan etnik. Tak hanya itu, di beberapa daerah, ada juga tradisi untuk minum kopi secara bergotong-royong di warung kopi atau kebun kopinya langsung.


Ngopi, merupakan salah satu kegiatan yang disukai oleh banyak kalangan, seperti di Yogyakarta dengan destinasi kota yang konon dikatakan sebagai "Kota Mahasiswa", di beberapa sudut kota Jogja kiranya mudah untuk kita temui tempat-tempat Ngopi yang sering didatangi oleh para mahasiswa, seraya menyelesaikan tugas, berdiskusi, bersilaturahmi dan bersenda gurau.


Uniknya kegiatan ngopi ini tidak dilakukan secara berkala, namun hampir 1 x 24 jam mereka ngopi tanpa ada rasa bosan tiap harinya. Teman kuliahku pernah bercerita bahwa ia pernah ngopi seharian penuh dengan kawannya, tentunya waktu selama itu tidak ia lakukan dengan minum kopi saja, tetapi seraya melakukan tukar pikiran atau dikusi. Seperti terlihat asyik tanpa ada yang mengusik.


Pada literasi sebelah, penikmat kopi terbagi ke dalam dua rasa, disatu sisi mereka suka dengan racikan kopi-Nya yang khas (penikmat kopi) di lain sisi mereka hanya suka pada view eksotis pemandangan kedai-Nya (penikmat diskusi). Namun, yang terpenting adalah ada suguhan kopi pastinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun