Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemburu

29 Juli 2021   21:43 Diperbarui: 29 Juli 2021   22:17 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           '' Ma.... Ayah menembak lagi. '' Kata Tomi dengan bibir yang bergetar dan mata merekah.

           '' Lupakan nak, jangan di ingat lagi, anggap saja, mimpi buruk. Mama tidak tahu lagi cara menasehatinya, ayahmu punya caranya sendiri. Dia memang sangat bertanggung jawab, Cuma caranya salah. ''

           '' Aku takut sekali, darahnya hampir mengenai kakiku. ''

           '' Mama bilang lupakan, apa kamu mau tidur atau membantu mama di dapur? Hemm? ''

           '' Di dapur. '' Jawab Tomi. Mamanya mengelus-elus kepala anaknya.

-----

Keesokan harinya, ayahnya memaksa Tomi untuk menembak seekor orang utan yang sedang makan sesuatu di bawah pohon. Senapan angin itu telah dipegang Tomi sambil badannya dipeluk ayahnya dan satu tangannya berusaha membantu tangan Tomi membidik orang utan tersebut. ''Ayo tembak. ''

           '' Tidak, aku tidak bisa yah. ''

            '' Ayah bilang, tembaaak... '' Ayahnya membentak anaknya. Karena Tomi takut dan terkejut, akhirnya menembak orang utan itu, untungnya tidak kena. Orang utan tersebut telah lari ke semak -- semak menuju bukit. Ayah Tomi marah, ia merebut paksa dari tangan Tomi lalu membanting senapan tersebut ke tanah. '' Kenapa kamu sangat penakut, haaaa? ''

           Kemudian langitpun menjadi sedikit gelap, menimbulkan suara gemuruh, tidak lama hujan turun. Tomi menangis sambil duduk di tanah. '' Aku tidak mau menyakiti hewan ayah. Mereka tidak salah, tapi... kenapa ayah bunuh? ''

           '' Tomi.... '' Bentak ayahnya. Tubuh mereka menjadi basah kuyup, Tomi takut melihat mata ayahnya yang semakin menyeramkan. Tomi bangkit dari duduk lalu lari ke arah rumah sambil menghapus air mata dengan lengannya. '' Karena kita miskin. '' Gumam ayahnya kemudian menatap langit, wajahnya di jatuhi ribuan butiran air hujan.  '' Aku tidak punya cara lain, maafkan ayahmu ini nak, ayahmu memang pemburu liar, tapi yakinlah, bahwa, ayah tidak akan membiarkanmu menjadi pemburu sepertiku, kamu harus menjadi seseorang yang sukses. Ayah akan berusaha untuk mencari biaya, agar kamu bisa sekolah di kota, sampai ke bangku kuliah. Percayalah nak. ''

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun