Â
Latar Belakang
 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir yaitu usia 0-8 tahun dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk  pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani ke jenjang pendidikan berikutnya. Pendidikan PAUD merupakan pondasi awal pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menempuh tahap selanjutnya.
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak telah menunjukan kematangan untuk berhitung, seharusnya orang tua dan guru memberikan bimbingan dan pendampingan  dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal ( Depdikdas, 2007 :4 )
 Menurut Suyanto, S (2005 : 6 ) anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun. Pada masa ini otak anak berkembang sangat pesat,  sehingga harus diberikan ransangan untuk keselarasan perkembangan otaknya.
Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%. Â Menurut Hartati, S ( 2005 : 8-9 ) anak usia dini memiliki ciri khusus, karena anak usia dini tumbuh kembangnya dengan banyak cara yang berbeda. Karakteristik anak usia dini sebagai berikut: 1) memiliki sikap egosentris, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) rasa ingin tahu yang besar , 6) memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7) merupakan bagian dari mahluk sosial.
Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir usia 0-8 tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan dan pertumbuhan baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut ( Yamin, M Â & Jamilah, 2012: 1).
Tujuan PAUD secara khusus, yaitu (1) membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, (2) Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial anak pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan (Trianto, Â 2011: 25 ).
Anak-anak usia dini mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, tak terkecuali dalam berhitung. Berhitung merupakan dasar utama untuk mempelajari Matematika. Pada tingkatan yang paling mendasar ini, dari 15 anak Kelompok  A di TK Dharma Wanita Persatuan Punduttrate Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik terdapat 3 anak saja yang dapat menyebutkan dan mengurutkan angka 1-10 dengan baik. Selebihnya masih kurang tepat dalam kemampuan berhitungnya. Hal ini disebabkan anak cenderung suka bermain sendiri dan tidak mempedulikan penjelasan guru. Selain itu, mereka juga mempunyai rasa takut dan cemas karena berpisah dari orang tua selama proses belajar mengajar.
Sebagai seorang pendidik juga terkadang memiliki kelemahan dalam pengajaran. Tak terkecuali dalam perhitungan. Guru mungkin kurang dapat mendemonstrasikan peraga bilangan 1 sampai dengan 10 pada anak. Atau bisa saja pendidik itu melakukan kesalahan dalam penggunaan metode sehingga kurang menarik minat anak dalam memfokuskan diri mereka pada kegiatan berhitung.
Memperhatikan penjelasan tersebut sehingga diperlukan penelitian tindakan perbaikan pembelajaran dengan judul "Meningkatkan Kemampuan Berhitung 1-10 Melalui Media Bermain Kartu Gambar Pada Anak Kelompok A Di TK Dharma Wanita Persatuan Punduttrate Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik  ".