Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cinta Tak Berjelaga

25 September 2018   18:19 Diperbarui: 26 September 2018   17:18 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila ada Kesempatan
Bila ada jeda nafsa keinginan
Maka yang datang adalah fatamorgana
Bila manusia mempunyai keinginan  
Maka memenuhi keinginan itu

Dengan segala daya. Dan upayanya
Dari arah tujuh penjuru peta arah mata angin
Bukankah ketika ada berjuta keinginan Berhiaskan hal-hal yang dipenuhi Dengan keindahan
Bahkan bercampur dengan getaran yang menggetarkan seluruh raga jiwa manusia

Maka janganlah mempercayai rasa itu karena semua itu hanyalah suatu kesia - siaan
Apakah hati bersih dari manusia memahami yang namanya kesucian?
Cinta itu tak ada di dalam nafsu dan keinginan tetapi ada di dalam keikhlasan Pengabdian

Ada yang bernama keinginan yang di dasarkan rasa kasih setulus jiwa
Disitu ada tanggung jawab
ada kewajiban
dan ada hak yang terjaga

Begitu banyak Pujangga bersyair namun hanya guratan tulisan yang tak punya makna bila terselip satu saja makna yang tak punya tujuan
Adakah sebuah tanggung jawab di atas kata-kata cinta itu  
mungkin jawabannya ada  
bilang saja disandarkan pada aturan nilai dari kesakralan kata itu yang sudah tertulis di tempat yang agung

Di manakah
itu
tempat yang Agung itu
ada di atas Arsy Allah

Dimana hati manusia yang mana
yang tak akan bergetar dan Luruh bergemuruh luluh
bila kalimah cinta Allah
diucapkan dituliskan diceritakan dijeritkan oleh jiwa

Kini jelas hati tersalah
Dan tak kan lagi tersalah
Satu saja cinta yang Hakiki
Yaitu yang disandarkan

Sekali lagi
Yang disandarkan kepada Ilahi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun